Filateli Nasional

 filateli     filateli3    

Kata filateli (dahulu ditulis philateli) berasal dari bahasa Yunani yaitu philos dan ateleia. Philos artinya teman, sedangkan ateleia artinya bebas bea. Secara harfiah, filateli dapat diartikan membebaskan teman atau kawan dari bea pos. Perwujudan dari pembebasan bea pos itu adalah berupa prangko yang telah dibayarkan oleh si pengirim dan melekatkannya pada sampul surat sebagai bukti pembayaran.

Filateli sendiri merupakan kegiatan mengumpulkan, merawat mempelajari, dan mensosialisasikan prangko dan benda pos lainnya yang dapat dilakukan melalui sistem pembinaan yang terencana, pameran, workshop, lokakarya, penyuluhan, dan berbagai lomba filateli di tingkat nasional maupun internasional yang bertujuan memberikan informasi serta edukasi kepada masyarakat khususnya generasi muda Indonesia.

Tanpa disadari, seorang pengumpul prangko yang menekuni hobinya dengan sungguh-sungguh-sungguh, akan memperoleh pengetahuan umum yang sangat luas. Prangko yang diterbitkan berbagai negara dewasa ini menampilkan gambar-gambar yang variatif berkaitan dengan sejarah, ekonomi, politik, budaya, flora, fauna dan sebagainya. Hampir seluruh peri kehidupan manusia tercermin pada prangko yang secara resmi diterbitkan oleh negara-negara yang berdaulat di seluruh dunia. Pada dasarnya prangko telah mengabadikan dan mendokumentasikan peradaban kehidupan manusia di muka bumi. Mengumpulkan prangko dapat membentuk sifat-sifat mental pribadi yang positif antara lain

  1. Sifat giat bersemangat, diperlukan dalam mencari atau "berburu" prangko untuk melengkapi koleksi.
  2. Sifat sabar, diperlukan saat menunggu diperolehnya prangko tertentu yang masih belum lengkap serinya, baik dengan jalan tukar menukar maupun membeli padabursa, lelang prangko dan sebagainya.
  3. Sifat tekun, diperlukan dalam menyusun koleksi yang dapat dibanggakan dan dipertandingkan dalam kompetisi dunia, yang memerlukan waktu bertahun-tahun.
  4. Sifat berhati-hati, diperlukan dalam menangani setiap prangko, sebab kerusakan pada prangko yang disebabkan oleh tindakan yang ceroboh dapat mengakibatkan turunnya nilai sebuah prangko. Apabila kerusakannya tergolong berat maka prangko tersebut bisa menjadi tidak berharga sama sekali.
  5. Sifat teliti, cermat dan jeli, diperlukan untuk membedakan prangko mana yang "mahal" dan yang "biasa". Perbedaan yang sangat kecil pada sebuah prangko biasanya hanya tampak di bawah kaca pembesar, perbedaan kecil pun akan menyangkut perbedaan harga.
  6. Sifat hemat, karena kolektor menganggap koleksinya sebagai "tabungan" atau "investasi" sudah tentu hemat, tidak boros. Ia harus tahu prangko mana yang harus segera dibeli, prangko mana yang tidak harus dibeli dan prangko mana yang pembeliannya dapat ditangguhkan dulu.
  7. Kreativitas dan rasa seni, diperlukan dalam menyusun prangko pada lembaran-lembaran album, apalagi untuk diperlombakan dalam pameran.
  8. Sifat Jujur dan saling pengertian, diperlukan dalam tukar menukar prangko antara sesama pengumpul yang saat in para Filatelis yang terdata resmi di Indonesia mencapai .

Prangko Tahun Astronomi Internasional 2009

SHP Prangko Seri Tahun Astronomi Internasional 2009

Tanggal 20 Desember 2007, PBB secara resmi mendeklarasikan tahun 2009 sebagai Tahun Astronomi Internasional. Resolusi yang diprakarsai oleh International Astronomical Union (IAU) dan UNESCO ini ditujukan untuk memperingati 400 tahun penggunaan teleskop untuk pertama kalinya bagi keperluan astronomi oleh Galileo Galilei. Saat ini terdapat 137 negara menyatakan turut serta dalam perayaan yang mengusung tema “The Universe, yours to discover”.

Baca lebih lanjut