Beranda >

Berita > Pemkot Bogor dan PT KAI Lakukan Sinkronisasi Desain Penataan Kawasan Stasiun


21 September 2018

Pemkot Bogor dan PT KAI Lakukan Sinkronisasi Desain Penataan Kawasan Stasiun

Walikota Bogor Bima Arya bersama Direktur Manajemen Aset PT Kereta Api Indonesia (KAI) Dody Budiawan melakukan peninjauan kawasan Stasiun Bogor dan sekitarnya, Jumat (21/9/2018). Selain koordinasi lintas sektor, agenda itu juga dimanfaatkan untuk melakukan sinkronisasi desain penataan kawasan di wilayah tersebut antara aset milik Pemkot dengan PT KAI.

“Kita menyelaraskan. Tidak bisa jalan sendiri-sendiri. Harus terintegrasi semua. Ini kan salah satu prioritas utama dari Pemkot selain Pasar Bogor dan sekitarnya, juga kawasan Stasiun dan sekitarnya. Kita padukan semuanya. Tema besarnya adalah penataan dan revitalisasi kawasan Stasiun dan sekitarnya,” ungkap Bima Arya.

Bima menyambut baik langkah dan gagasan dari PT KAI untuk melakukan pembenahan aset yang ada, khususnya di Stasiun Bogor. “Kios-kios yang berdiri di lahan PT KAI sudah dibongkar. Langkah selanjutnya akan ditata dan dibangun lahan parkir agar tidak semrawut. Selain di Nyi Raja Permas, ada juga lahan kosong milik PT KAI yang cukup luas di kawasan Paledang. Akan di bangun park and ride juga di sana,” jelasnya.

Setelah lahan parkir terbangun, lanjut Bima, akan dievaluasi pula sirkulasi pejalan kaki dari dan menuju Stasiun. “Pintu utama stasiun yang dulu (Nyi Raja Permas) akan dihidupkan kembali. Nanti tidak ada lagi pintu Mayor Oking. Akan dibuka setelah tempat parkirnya siap. KAI juga berencana membuat skywalk yang akan menghubungkan kawasan Stasiun dan Paledang. Skywalk itu selain bisa digunakan sebagai sirkulasi penumpang juga bisa untuk menampung pedagang kaki lima seperti di Cihampelas Bandung,” bebernya.

Desain kawasan Stasiun Bogor itu kemudian akan di sinkronkan dengan apa yang menjadi aset Pemkot Bogor. “Oktober ini kita mulai ambil alih Taman Topi. Kami akan kembalikan menjadi ruang terbuka hijau menyatu dengan Masjid Agung lalu tembus dengan Stasiun. Jadi ini dalam waktu dua tahun wajahnya akan baru, tertata,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Manajemen Aset PT KAI Dody Budiawan menyampaikan belum menghitung berapa nilai anggaran yang akan digunakan untuk penataan kawasan Stasiun Bogor. “Yang aset KAI pastinya pakai anggaran KAI. Begitu juga dengan Pemkot. Berapa anggarannya? belum tahu. Soalnya kami akan matangkan dulu konsepnya, baru kita berhitung. Kalau Pemkot oke, kita detailkan,” ujar Dody.

Ia menjelaskan, penataan ini dilakukan berdasarkan masukan dari Pemkot Bogor juga utamanya Dinas Perhubungan dan Kepolisian setempat untuk mengurai titik kemacetan di Kota Bogor. “Ada 4 titik kemacetan, yakni MA Salmun, Muslihat, Mayor Oking dan Dewi Sartika. Jadi, ini formula untuk mengurai titik macet itu. Dengan konsep baru ini Insya Allah akan lebih lancar. Kami atur juga naik turun penumpang, arus penumpang dan lain sebagainya,” jelasnya.

Dody menambahkan, saat ini sudah dibongkar kios pedagang yang menempati aset PT KAI untuk mempersiapkan batas-batas lahan yang dimiliki KAI. “Setelah ini kita detailkan, yang penting kita sudah koordinasi dengan Pemkot. Kita harus mengikuti perkembangan pembangunan Pemkot. Kalau tidak ada halangan, akhir tahun 2019 semuanya rampung,” katanya.

Berdasarkan data yang dibeberkan Dody, jumlah penumpang Commuterline se-Jabodetabek mencapai 1.170.000 per hari. Dari jumlah itu, sebanyak 10 persen atau 110.000 penumpang berasal dari Stasiun Bogor. “Jadi wajar PT KAI memperhatikan ini pembenahan ini,” pungkasnya. (Humpro : adt/pri)