Beranda >

Berita > Bima Arya Jadi Pembicara di Forum IMF-World Bank, Ini Peluang yang Didapat Kota Bogor


14 Oktober 2018

Bima Arya Jadi Pembicara di Forum IMF-World Bank, Ini Peluang yang Didapat Kota Bogor

Walikota Bogor Bima Arya menjadi pembicara di salah satu sesi dalam forum pertemuan tahunan yang digagas International Monetary Fund (IMF) dan World Bank di Westin Hotel Nusa Dua, Bali, Sabtu (13/10/2018). Selain memaparkan mengenai konsep Kota Bogor, Bima Arya juga membuka peluang bagi pihak swasta untuk ikut ambil bagian dalam pembangunan di kota hujan.

Dalam forum internasional yang diikuti oleh delegasi dari berbagai negara itu, Bima Arya berbicara dalam sesi bertajuk 'Inclusive Urbanization Amid Global Change'. Selain Bima, tampak pembicara lain dalam forum tersebut Vice President and Chief Operating Officer International Finance Corporation Stephanie von Friedeburg, Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata dan McKinsey Global Institute Director Jonathan Woetzel.

Menurut Bima, Kota Bogor saat ini tengah menghadapi dua tantangan arus simultan. Pertama, soal pertumbuhan penduduk dan kedua terkait Kota Bogor yang menjadi bagian dalam megapolitan Jabodetabek.

“Kota Bogor sebagai bagian dari megacity atau megapolitan Jakarta dan sekitarnya. Sekarang posisinya kedua di dunia setelah Tokyo dalam hal jumlah penduduk, yakni 32 juta jiwa. Belum lagi arus urbanisasi setiap tahun terus naik, komuter setiap hari 800 ribu orang per hari pulang pergi Jakarta Bogor. Dan jumlah pengunjung Bogor setiap weekend terus meningkat sekitar 300 ribu - 400 ribu orang,” ungkap Bima.

Karena itu, lanjut Bima tantangan bagi Pemkot Bogor dan wilayah megapolitan lainnya adalah bagaimana memastikan arus urbanisasi itu diiringi dengan peningkatan infrastruktur dan peningkatan layanan publik yang efektif dan efisien.

“Kata kuncinya adalah kolaborasi. Sejak 2014 Kota Bogor membuka diri untuk berkolaborasi baik di skala lokal, nasional, maupun internasional. Bermitra dengan sektor swasta, kampus untuk menyusun konsep dan bermitra juga dengan komunitas. Karena tantangan urbanisasi tidak hanya bisa dihadapi sendirian oleh pemkot tetapi juga dengan pihak lain,” jelasnya.

Dengan ritme pemerintahan saat ini yang serba cepat, menurut Bima, penting untuk melibatkan pihak swasta dalam kontribusi pembangunan. Karena, lanjut dia, negara berkembang tengah menghadapi kebutuhan pembiayaan pembangunan infrastruktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

“Seperti diketahui, kita tidak bisa terus mengandalkan APBD yang terbatas untuk mewujudkan akselerasi pembangunan. Peran serta pihak swasta untuk mendukung pembiayaan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu kunci sukses. Seperti arahan Pak Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil agar daerah bisa mencari sumber pembiayaan lain, salah satu opsinya adalah lewat skema KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha). Tapi ini sedang dimatangkan format yang pas agar sesuai aturan,” beber Bima.

Momentum di kegiatan bersama IMF-World Bank itu dimanfaatkan Bima Arya untuk membuka jalan kerjasama dan menjaring minat pihak swasta agar tertarik ikut terlibat dalam pembangunan daerah.

“Paling tidak dalam pertemuan tadi, bahwa Kota Bogor ini sudah masuk radar dari world bank dan IMF untuk menjadi salah satu wilayah yang menjadi perhatian. Saya bertemu dengan banyak pembuat kebijakan, saya bertemu dengan banyak investor, dan akan diatur waktu beberapa investor terkemuka dunia untuk berkunjung ke Kota Bogor juga. Segera dalam waktu dekat. Saya juga bertemu dengan Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata yang bilang Kota Bogor sebagai posisi strategis untuk menyambungkan layanan transportasi di wilayah Jabodetabek,” pungkasnya. (Humpro : indra/pri)