Beranda >

Berita > Wayang Golek Ramaikan Kolaborasi Budaya di Ajang CGM 2015


04 Maret 2015

Wayang Golek Ramaikan Kolaborasi Budaya di Ajang CGM 2015

Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparek) Kota Bogor, Shahlan Rasyidi berharap kegiatan Cap Go Meh (CGM) tahun 2015 mampu meningkatkan kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara serta menambah tingkat hunian hotel ke Kota Bogor.

Pasalnya, imbauan pelarangan rapat di hotel berdampak terhadap okupansi dan jumlah kunjungan sehingga menurunkan pendapatan pengusaha hotel. ”Ya, memang industri hotel agak lesu karena peraturan pemerintah hingga ada hotel yang merumahkan karyawannya akibat income yang tak sesuai,” kata Shahlan, Selasa (03/03/2015).

Saat ditanya mengenai keterlibatan para seniman serta sanggat di acara Bogor Street Festival atau Cap Go Meh, mantan Camat Bogor Selatan itu mengatakan akan memanfaatkan acara itu dengan menampilkan seni wayang golek semalam suntuk.

”Sehingga, bukan hanya atraksi saja tapi juga dipadukan dengan kesenian tradisional dan budaya,” tambahnya. Rencananya, pementasan wayang golek ini akan digelar dua kali. Pada tanggal 4 Maret 2015 H-1, pertunjukan seni Sunda ini bisa dilihat di area komplek Vihara Dhanagun.

Sementara, pada tanggal 6 Maret 2015, masyarakat bisa menontonnya di area parkir Apotek Berbakti Jalan Suryakencana. Shahlan menambahkan pergelaran wayang golek dalam event akbar ini, menunjukkan bahwa Kota Bogor masih kental dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan nenek moyang terdahulu.

Masyarakat Bogor tidak lupa dengan apa yang telah diberikan para pendahulu, yang salah satunya adalah seni pewayangan. ”Wayang golek ini dalangnya dari Disbudpar, kami mempunyai 12 dalang yang memang merupakan binaan. Untuk pementasan di pesta Cap Go Meh dalangnya nanti dalang Ceceng,” ujar Shahlan.

Shahlan yang juga menjabat sebagai Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI) Kota Bogor mengatakan, selain menyuguhkan seni Sunda wayang golek, pihak panitia juga akan mengenakan baju pangsi atau baju kampret, yang setiap hari Rabu wajib digunakan oleh pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkot Bogor sebagai upaya pelestarian budaya Sunda.

”Sekarang kita akan kolaborasikan budaya multikultural, sekaligus mengenalkan kebudayaan Sunda kepada masyarakat luas untuk itu panitianya mengenakan baju kampret,” tutupnya.( Tim Humas)