Beranda >

Berita > Musrenbang Harus Sinkron, Standar dan Terukur


25 Januari 2019

Musrenbang Harus Sinkron, Standar dan Terukur

Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) pada intinya adalah membicarakan dan memutuskan apa yang diinginkan dan apa yang diperlukan. Apa yang diinginkan belum tentu diperlukan begitu pula sebaliknya. Kuncinya adalah memadukan keduanya.

Hal tersebut dikemukakan Wali Kota Bogor, Bima Arya saat membuka Musrenbang Kecamatan Bogor Tengah di Aula kantor Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor, Jumat (25/01/2019).

Jika dilihat dari segi prioritas maka apa yang diperlukan menjadi hal yang utama. Untuk itu melalui musrenbang ini harus dipetakan apa yang diperlukan masyarakat, musrenbang jangan hanya menjadi formalitas semata, tidak ada legitimasi dan tidak ada manfaat.

“Saya melihat dari tahun ke tahun musrenbang sudah berjalan dengan baik, apalagi sekarang sudah ada SIMRAL (Sistem Informasi Manajemen Perencanaan, Penganggaran, dan Pelaporan) yang dapat meminimalkan hal-hal yang mengingkari proses musrenbang,” jelas Bima.

Khusus di Kecamatan Bogor Tengah yang menjadi etalase dan halaman utama Kota Bogor, Bima meminta semua kegiatan yang ada diakselerasikan, disinkronisasikan dan disinergikan. Semua harus sinkron, memenuhi standar dan terukur.

“Sinkron maksudnya antar dinas saling bersinergi, saling menguatkan dan tidak saling berbenturan atau menegasikan. Standar maksudnya pengerjaan dan hasil yang dilaksanakan memiliki standarisasi yang baik, dirancang dengan baik dan kualitasnya terjaga. Saya ingin betul ini dikawal bersama-sama. Hal lain yang tidak kalah penting adalah komunikasi dan koordinasi antar dinas,” jelas Bima.

Selanjutnya adalah Terukur. Hasil akhir dari kegiatan harus dapat dirasakan manfaatnya bagi banyak pihak, mulai dari informasi berupa data, income dan outcome kegiatan, dampak kegiatan dan yang lainnya.

“Kita semua ingin lebih terukur karena energi, kreativitas dan potensi kita cukup besar. Jika kita sinergikan akan jauh lebih dahsyat lagi,” kata Bima.

Menanggapi arahan Wali Kota Bogor, Camat Bogor Tengah Agustian Syah menuturkan, dirinya bersama jajarannya sangat paham dengan posisi Bogor Tengah yang merupakan pusat dan titik perhatian Kota Bogor. “Kami sudah berupaya melakukan semaksimal mungkin untuk melayani dan meningkatkan pelayanan masyarakat,’ ujarnya.

Dirinya mengaku walaupun belum 100 persen dalam aspek sinkronisasi, namun pihaknya terus berupaya optimal agar semua bisa disinkronkan, nyambung antara keinginan dan keperluan. Untuk hasil proyek pengerjaan yang hasilnya kurang memenuhi standar, ia menegaskan image dan mindset itu harus dirubah agar hasilnya sesuai standar dan berkualitas.

“Salah satu langkah yang diterapkan adalah melakukan pengawasan langsung ke lapangan,” jelasnya. (Humpro:rabas/adt/ismet/vika/annis-SZ)