Beranda >

Berita > Penataan Suryakencana, Taman Topi dan Naturalisasi Ciliwung Bakal Digeber


06 Maret 2019

Penataan Suryakencana, Taman Topi dan Naturalisasi Ciliwung Bakal Digeber

Selain merealisasikan sejumlah program prioritas di sektor pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan, Pemerintah Kota Bogor juga terus konsern melakukan penataan kawasan. Ada tiga titik yang akan dijadikan fokus penataan dalam lima tahun ke depan, mulai dari naturalisasi CIliwung, Suryakencana hingga Taman Topi dan sekitarnya.

“Tiga program tersebut akan digeber. Targetnya lima tahun, tapi semoga dalam tiga tahun sudah mulai terlihat bentuknya. Untuk program prioritas lainnya tetap berjalan di masing-masing wilayah,” ungkap Wali Kota Bogor Bima Arya di sela Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) tingkat Kota Bogor di Agrocinema, Komplek BBSDLP, Ciwaringin, Bogor Tengah, Rabu (6/3/2019).

Dalam gambar-gambar yang ditunjukan Bima, tampak wajah kawasan Suryakencana dan sekitarnya berubah total. Bangunan Bogor Plaza yang masa sewanya sudah habis akan dijadikan ruang terbuka hijau yang terintegrasi dengan fasilitas park and ride, pedestrian dan underpass menuju Kebun Raya Bogor. Di underpass tersebut juga akan dibangun pusat UMKM.

“Penataan kawasan surken sudah dilakukan secara bertahap dengan merevitalisasi pedestrian dan merelokasi PKL yang biasa berjualan di atas trotoar. Untuk penataan kawasan Suryakencana dan sekitarnya secara menyeluruh akan dilakukan mulai 2020,” ujarnya.

Mengenai sumber pendanaan, kata Bima, pohaknya akan berkolaborasi dengan berbagai pihak karena membutuhkan anggaran yang tidak sedikit. “Anggarannya sebagian dari APBD KOta Bogor, ada juga bantuan dari pemerintah provinsi, pemerintah pusat. Pak Gubernur juga siap mendukung program ini dengan membuka peluang pendanaan lainnya, seperti CSR swasta, hibah luar negeri, dana umat, kredit infrastruktur daerah bank bjb dan lain sebagainya,” jelas dia.

Sementara itu, untuk kawasan Taman Topi dan sekitarnya akan ditata menjadi lebih cantik dan Islami karena nantinya akan terintegrasi dengan Masjid Agung dan Stasiun Bogor. “Rencana penataan Taman Topi didukung Pemerintah Provinsi dengan memberikan bantuan anggaran sebesar Rp15 Miliar,” ujarnya.

Program Naturalisasi Ciliwung, kata Bima, juga tak akan kalah berubah. Program yang sejalan dengan pemerintah pusat dan provinsi ini disebut-sebut akan indah seperti sungai-sungai di Korea.

“Kegiatan diawali dengan membentuk Satgas yang diberi nama Kancra (Pasukan Ciliwung untuk Naturalisasi). Pasukan ini rutin patroli lima kali dalam seminggu untuk sosialisasi kepada warga untuk tidak membuang sampah ke sungai,” katanya.

Ia menegaskan, naturalisasi Ciliwung ini bukan sekedar untuk mempercantik dan memperindah sungai saja. Tetapi lebih dari itu, yakni turut meningkatkan kualitas hidup warga.

“Jadi nanti akan dibangun IPAL, MCK, septic tank, penataan jalan dan pengelolaan sampahnya agar warga tidak membuang limbah ke sungai. Kami akan masif disini dan kami mendapatkan bantuan dari pusat Rp 5,5 miliar dan dari internasional Rp15 miliar. Ini juga akan jadi magnet wisata baru sehingga memiliki nilai ekonomis untuk warga sekitar,” imbuhnya.

Di tempat yang sama, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Erna Hernawati mengatakan, penataan tiga kawasan ini memang menjadi program unggulan Pemerintah Kota Bogor yang akan dilakukan secara bertahap hingga lima tahun. Namun diharapkan dalam tiga tahun seluruh penataan kawasan bisa terselesaikan. “Harapan saya seluruh program pembangunan di Kota Bogor ini mendapat dukungan dari masyarakat,” tegasnya.

Erna menambahkan, sejumlah program prioritas yang akan mulai dilakukan dan rampung pada 2020 antara lain, pembangunan pusat kuliner di setiap kecamatan, pembangunan sarana olahraga di setiap kecamatan, revitalisasi perpustakaan kota, 50 beasiswa bagi pelajar berprestasi setiap tahun, revitalisasi pasar tradisional, pembangunan flyover di Jalan Martadinata dan Kebon Pedes serta pembangunan gedung parkir di pusat kota. (Humpro: fla/adit/indra/arvan/pri)