Beranda >

Berita > Kota Bogor Seriusi Program Peningkatan Kualitas Udara Bersih


16 Mei 2019

Kota Bogor Seriusi Program Peningkatan Kualitas Udara Bersih

Wali Kota Bogor Bima Arya menandatangani kesepakatan kerjasama dengan Clean Air Asia mengenai peningkatan kualitas udara bersih selama lima tahun ke depan.

Prosesi penandatanganan tersebut dilakukan di ruang rapat Paseban Punta, Gedung Balai Kota Bogor, Kamis (16/5/2019), bersama Environment Researcher Clean Air Asia, Precious Benjamin.

Dalam audiensi itu juga melibatkan perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, perwakilan APEKSi beserta perwakilan akademisi dari IPB dan ITENAS.

Clean Air Asia Clean Air Asia merupakan organisasi non-pemerintah internasional yang memimpin misi regional untuk kualitas udara yang lebih baik dan lebih sehat, kota-kota yang lebih layak huni di Asia. Kehadirannya bertujuan untuk mengurangi polusi udara dan emisi gas rumah kaca di lebih dari 1.000 kota di Asia dengan melalui kebijakan dan program yang mencakup kualitas udara, transportasi serta emisi industri dan penggunaan energi.

Kasubid Tata Ruang dan Lingkungan pada Badan Perencanaan Daerah Kota Bogor Naufal Isnaeni mengatakan, program ini untuk mewujudkan Bogor Kota Sehat. Rencana aksi udara bersih ini juga termuat target capaian kualitas Indeks Kualitas Udara (IKU) dan strateginya untuk Kota Bogor dalam 5 tahun ke depan.

“Menurut KLHK tingkat baku mutu udara di Kota Bogor berada di peringkat lima terbaik se-Jawa Barat. Posisi utama ditempati oleh Cianjur, kemudian diikuti oleh Subang dan Majalengka. Arahan Pak Wali bahwa rencana aksi ini harus diadopsi dan diintegrasikan ke dalam RPJMD, dan angka-angka indikator harus ada baik saat ini dan rencana ke depan," ujar Naufal.

Sementara itu, Environment Researcher Clean Air Asia Precious Benjamin mengatakan, pihaknya hadir dalam membantu mengurangi emisi melalui kebijakan, rencana, program, dan tindakan nyata yang mencakup kualitas udara, transportasi dan emisi industri dan penggunaan energi di Kota Bogor. Di mana Kota Bogor menjadi kota pertama dalam proyek tersebut.

"Sekarang, yang akan kita lakukan pertama adalah bekerja sama terlebih dengan pihak Pemkot Bogor dalam meningkatkan kepedulian terhadap udara bersih untuk masyarakat. Lalu, kami bersama Pemkot mengidentifikasi terlebih dahulu faktor apa saja yang bisa membuat udara bersih tercemar," paparnya.

Precious melanjutkan, polusi kendaraan merupakan penyumbang tertinggi terhadap pencemaran udara. Kemudian pencemaran udara yang baik juga disebabkan oleh industri-industri, dan pemanasan global.

"Karena, masalah transportasi berdampak besar terhadap polusi maka tentu kami bersama pemerintah harus lebih gencar mempromosikan penggunaan transportasi publik, mempromosikan pentingnya jalan kaki dan menggunakan sepeda," ungkapnya. (Humpro :Alif/Pri)