Beranda >

Berita > Kebun Raya Bogor Menuju Situs Warisan Dunia, Pemkot Bogor - LIPI Duduk Bersama


21 Agustus 2019

Kebun Raya Bogor Menuju Situs Warisan Dunia, Pemkot Bogor - LIPI Duduk Bersama

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan bersinergi dalam melakukan pengelolaan Kebun Raya Bogor (KRB) menuju world heritage site atau situs warisan dunia dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Hal itu seperti terlihat dalam dalam workshop antara para pejabat Pemkot Bogor dengan pejabat tinggi LIPI yang berlangsung di ruang Rafflesia, Gedung Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya LIPI, Bogor, Rabu (21/08/2019) pagi.

Pada workshop tersebut, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim turut hadir memberikan sambutan. Dia mengatakan, sebagai bentuk pelestarian Kebun Raya Bogor saat ini telah diajukan sebagai World Heritage Site UNESCO. Oleh karena hal itu, Pemkot Bogor perlu mensinergikan rencana pengelolaan Kota Bogor dengan perencanaan LIPI.

“Kota Bogor mendukung dipilihnya Kebun Raya Bogor sebagai world heritage site oleh UNESCO. Forum seperti inilah yang harus dilakukan untuk menjaga komunikasi. Dengan para ahli, seperti ahli cagar budaya, serta budayawan yang kemudian nanti perencanaan ini akan mengakomodir seluruh kepentingan-kepentingan,” ujar Dedie.

Dengan masuknya Kebun Raya Bogor sebagai World Heritage Site, menurut Dedie, tentu dapat menjadi daya tarik tersendiri dari para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

“Misalnya wisatawan mancanegara akan datang ke Bogor, ini harus ada antisipasinya dengan kesiapan dari infrastruktur, akomodasi, termasuk sumber daya manusianya,” tambahnya.

Dedie yang pernah menjabat Direktur Pembinaan Jaringan Kerjasama Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini melanjutkan, Kota Bogor memiliki 7 museum di seputar Kebun Raya Bogor. Dia berharap sejumlah museum tersebut bisa menjadi penunjang wisata di sekitar Kebun Raya Bogor.

“Ada museum pertanian, museum tanah, museum zoologi, museum munasain (museum nasional sejarah alam Indonesia), museum peta, museum kepresidenan kemudian juga ada perpustakaan digital terbaik. Kalau kita ekspos wisata tersebut, implikasinya waktu stay seseorang berwisata di Bogor yang biasanya hanya satu hari nanti bisa menginap. Artinya okupansi hotel naik, kuliner nya juga laku, oleh-oleh laku, jadi efek domino pada pendapatan asli daerah (PAD) nya juga meningkat, bisa juga mengembangkan pembangunan di Kota Bogor,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Dedie berharap, baik Pemkot Bogor maupun LIPI dapat mensinergikan dan duduk bersama membahas terkait pengelolaan parkir dan pedestrian.

"Masih banyak yang harus kita bicarakan, termasuk juga kedepan tolong dipikirkan juga kontribusi LIPI untuk Kota Bogor sebaiknya ditingkatkan juga. Kalau saat ini Kota Bogor mendapatkan Rp1,1 miliar per tahun dari LIPI, menurut saya dengan indikasi kemacetan dan yang lainnya masih kurang, tolong nanti kita coba minta tambah,” harapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya R. Hendrian, berterimakasih kepada Pemerintah Kota Bogor yang telah mendukung dan dapat mempercepat proses nominasi Kebun Raya Bogor sebagai World Heritage Site.

“Ini harus dipikirkan bersama, karena walaupun yang dinominasikan itu secara eksplisit Kebun Raya Bogor, tetapi ini sesungguhnya adalah mewakili pemerintah Bogor, juga pemerintah Indonesia. Semoga perencanaan-perencanaan yang ada bisa disinergikan untuk kenyamanan kita bersama sebagai warga Kota Bogor,” ungkapnya.

Dengan diadakannya workshop rencana pengelolaan Kota Bogor Kota Pusaka terintegrasi dengan Kebun Raya Bogor menuju World Heritage Site, serta melibatkan para stakeholder yang berada di sekeliling Kebun Raya Bogor. Hendrian menyebutkan, workshop ke-5 ini khusus membahas terkait management plan.

“Sampai saat ini kita sudah masuk di dalam tentative list, itu menjadi sebuah pencapaian yang luar biasa karena beberapa nominasi yang lain untuk sekedar di tentative list saja membutuhkan waktu bertahun-tahun. Langkah berikutnya, adalah menyiapkan volunteer submission yang insyaallah bisa kita kirimkan ke UNESCO pada akhir September 2019 mendatang. setelah itu tentu kita mengikuti mekanisme yang berlaku di unesco, mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama ada kabar baik untuk nominasi ini,” tandasnya. (Humpro :Alif/Ryan/Pri)