Beranda >

Berita > PDAM Tirta Pakuan Optimistis Cakupan Layanan Capai 100 persen di 2022


19 September 2019

PDAM Tirta Pakuan Optimistis Cakupan Layanan Capai 100 persen di 2022

Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku optimistis PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor mampu mencapai 100 persen cakupan layanan pada 2022 mendatang. Hal tersebut diungkapkan dalam diskusi bertajuk ‘Water Leaders Forum: Kotaku, Rakyatku, PDAM-ku’ yang digelar di Jakarta Convention Center, Senayan, Kamis (19/9/2019).

Dalam acara yang digagas Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (PERPAMSI) itu turut menghadirkan narasumber lain seperti Wali Kota Padang, Bupati Tangerang dan Bupati Buleleng serta dimoderatori oleh Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman pada Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR Edward Abdurrahman.

“Saat ini pelanggan PDAM Tirta Pakuan berjumlah 160 ribuan atau telah menjangkau 92 persen. Saya minta ke direksi PDAM untuk tidak terburu-buru untuk 100 persen. Targetnya memang 2022 tapi percuma saja, buat apa 100 persen kalau masih ada pelayanan yang belum maksimal. Jadi saya minta juga untuk fokus dalam kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan,” ungkap Bima Arya.

Ia menambahkan, Direksi PDAM harus terus memastikan proses dari hulu sampai hilir berjalan dengan baik dalam penyediaan kebutuhan air minum warga Kota Bogor. “PDAM sekarang mampu melakukan pengolahan air 2.486 liter per detik, meliputi 4 pengolahan bersumber dari mata air, serta 7 Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang bersumber dari sungai yang melintas Kota Bogor,” terangnya.

Menurut Bima, akselerasi yang dilakukan PDAM Tirta Pakuan bukan tanpa tantangan. Jaringan pipa distribusi yang terpasang saat ini mencapai kurang lebih 1.500 kilometer atau sama dengan jarak Jakarta-Surabaya pulang pergi. Sehingga permasalahannya pun cukup kompleks.

“Sejarah panjang PDAM dari masa Penjajahan Belanda memberikan tantangan tersendiri terkait permasalahan pada distribusi PDAM. Isu utama adalah pelayanan yang harus merata ini berhadapan dengan tantangan karakteristik pipa yang beragam, seperti umur pipa, jenis pipa yang mengakibatkan angka kebocoran fisik masih tinggi,” katanya.

Tantangan lainnya, kata Bima adalah soal pendanaan. Menurutnya, kebutuhan untuk penambahan sambungan, menjaga kualitas air, meningkatkan kapasitas produksi itu membutuhkan anggaran yang sangat besar. “APBD kan terbatas. Kita tidak bisa mengandalkan dari bantuan pemerintah pusat saja. Harus berinovasi, berkolaborasi. Tantangan kedua, menjaga kualitas pelayanan. Bagaimana sistem yang ada ini pelayanannya tidak mundur. Jadi, harus terus diinformasikan kepada pelanggan, ketika ada kerusakan direspon dengan baik,” jelasnya.

Bima Arya mengapresiasi apa yang sudah dilakukan PDAM Tirta Pakuan dalam memanfaatkan sistem teknologi informasi yang terintegrasi sehingga dapat mempermudah direksi dan jajarannya dalam pengambilan sebuah keputusan.

“Berdasarkan master plan IT yang dimiliki oleh PDAM, sistem informasi berbasis Enterprise Resource Planning (ERP) menjadi keharusan, dimana semua data akan terintegrasi. Saat ini telah dilakukan secara bertahap menuju data terintegrasi dimulai dengan melakukan integrasi data departemen keuangan dengan data departemen perlengkapan (pengadaan barang dan jasa serta aset/logistik) selanjutnya akan mengintegrasikan data departemen lain,” bebernya.

Selanjutnya ada penggunaan Geographic Information System (GIS) yang telah dikembangkan dan dipakai oleh PDAM saat ini guna merencanakan dan melakukan aktivitas mulai dari pendaftaran pelanggan baru hingga penanganan keluhan pelanggan.

PDAM juga telah membuat aplikasi SIMOTIP (Sistem Informasi Mobile Tirta Pakuan) yang terintegrasi dengan aplikasi SIBADRA (Sistem Informasi Berbagi Aduan dan Saran) yang memungkinkan pelanggan mendapatkan layanan 24 jam dari PDAM tanpa harus datang ke PDAM.

Di tempat yang sama, Direktur Utama PDAM Tirta Pakuan Deni Surya Senjaya menyatakan kesiapannya dalam merealisasikan 100 persen cakupan layanan pada 2022. “Kami sudah punya business plan. Kami sudah ada target-target, seperti yang disampaikan Pak Wali tadi targetnya 100 persen cakupan layanan di 2022,” ujar Deni.

Ia menambahkan, untuk mencapai itu ada sejumlah program yang akan dilaksanakan, seperti penambahan kapasitas, penurunan kehilangan air, hingga menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas (K3) pelayanan. “Insya Allah optimis. Program kita ke arah sana. Dalam business plan kami sudah susun pola pendanaan kita untuk investasi dari pusat berapa, provinsi berapa, Pemkot Bogor dan PDAM sendiri. Tidak menutup kemungkinan untuk membuka peluang kepada pihak swasta. Selama aturannya benar, memungkinkan untuk berkolaborasi dengan swasta,” pungkasnya.

Tampak hadir mendampingi Direktur Umum PDAm Tirta Pakuan Rino Indira dan Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Syaban Maulana. (Humpro:indra/pri)