Beranda >

Berita > LIPI Makin Optimistis KRB Bisa Ditetapkan Sebagai World Heritage Site UNESCO


09 Oktober 2019

LIPI Makin Optimistis KRB Bisa Ditetapkan Sebagai World Heritage Site UNESCO

Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia (LIPI) bersama Pemerintah Kota Bogor dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI terus menyiapkan diri dalam pengajuan Kebun Raya Bogor (KRB) sebagai World Heritage Site dari United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Hal tersebut terlihat dari digelarnya Workshop ke-6 Penyusun Dossier (dokumen/catatan-catatan) nominasi di Hotel Amaris, Jalan Pajajaran, Bogor Tengah, Rabu (9/10/2910).

Kepala KRB Hendrian mengatakan, tahapan pengajuan KRB ke UNESCO sudah semakin maju. Setelah beberapa waktu lalu LIPI mengirimkan dossier kepada Tim Penilai Kemendikbud, termasuk sudah didapati masukan-masukannya.

“Kami menindaklanjuti masukan tersebut melihat apakah saja yang masih kurang atau yang harus diperkuat. Kami rencana submit dossier ke UNESCO tahun depan. Sekarang dari internal (Indonesia) harus benar-benar memastikan kualitas dossier-nya. Agar nanti saat disampaikan sudah bener-bener bagus," ungkap Hendrian.

Ia menuturkan, dalam pengajuan KRB ke UNESCO ini bukan hanya tentang syarat tetapi juga yang harus menjadi perhatian dari segi manajemen pelayanan. “Misalnya, harus ada rencana pengelolaan KRB beberapa tahun kedepan seperti apa, apakah ada komitmen Pemerintah Kota Bogor untuk dukungan, dan keberlanjutan dalam jangka panjang. Ini baru awal banget dan bukan sekadar mengusulkan karena setelah statusnya ditetapkan, UNESCO melihat kita dalam mengelola KRB," tegasnya.

Meski dibutuhkan waktu, ia melanjutkan, pihaknya optimis pengajuan Kebun Raya Bogor bisa diterima. Mengingat Kebun Raya Bogor mempunyai nilai historis yang sangat penting baik itu secara nasional maupun internasional. Pasalnya berdasarkan sejarah di dalam Kebun Raya terdapat peristiwa riset botani yang sangat penting.

“Salah satu manfaat diusulkan KRB menjadi world heritage site UNESCO ini yang mengawasi, memelihara, menjaga KRB berada dalam dukungan komunitas internasional karena ini bukan hanya sekadar urusan Bogor dan Indonesia saja," jelasnya.

Ia menambahkan, dalam pengajuan ini memang dibutuhkan anggaran karena banyak rangkaian proses yang harus dilakukan. Dan Kemendikbud memberikan dukungan penuh dalam persiapan pengusulan.

"Submitnya diusahakan awal tahun depan, kan dari UNESCO juga ada serangkaian proses penilaian review mudah-mudahan 2021 sudah ada kabar baik. Karena ini jadi pertama di Indonesia," imbuhnya.

Sementara itu, ditempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor Shahlan Rasyidi menyatakan alasan layaknya KRB ditetapkan sebagai World Heritage Site UNESCO.

“Keberadaan KRB itu sudah berusia 202 tahun dengan 2.000 koleksi pohon-pohon langka. 200 pohon diantaranya merupakan pohon dengan usia 100 tahun lengkap dengan bangunan-bangunan heritage, Istana Bogor dan Makam Belanda. Jadi, sangat layak ditetapkan,” kata Shahlan.

"Dulu KRB ini tempat penelitian, konservasi kemudian berkembang menjadi objek wisata. Dan walaupun sekarang jadi tempat wisata edukasi harus tetap menjaga kelestariannya," tambahnya. (Humpro :fla/ismet/indra/jihan/aulia/pri)