Beranda >

Berita > Bima Arya Bicara Upaya Pemkot Bogor Kurangi Polusi Udara


28 Oktober 2019

Bima Arya Bicara Upaya Pemkot Bogor Kurangi Polusi Udara

Wali Kota Bogor, Bima Arya mengatakan, perubahan iklim yang disebabkan efek rumah kaca di Kota Bogor diakibatkan beberapa hal, diantaranya transportasi, industri dan yang lainnya. Kedepan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan fokus untuk menekan polusi pencemaran udara pada aspek transportasi.

“Untuk itu kedepan transportasinya harus ramah lingkungan, mulai dari bahan bakarnya, mengurangi kendaraan pribadi dengan mendorong warga agar mau naik sepeda dan menambah serta meningkatkan gerakan-gerakan penghijauan, lubang biopori dan yang lainnya,” katanya saat menjadi keynote speaker The 409th Symposium on Sustainable Humanosphere and The 9th International Symposium on Sustainable Humanosphere di Hotel Grand Savero, Jalan Pajajaran, Senin (28/10/2019).

Bima menjelaskan, Pemkot Bogor sejak beberapa tahun ke belakang ini sudah melakukan pengurangan polusi udara yang disebabkan transportasi, seperti menerapkan angkot ramah lingkungan dengan menggunakan bahan bakar gas pada beberapa angkot. Ke depan bus pengganti angkot harus ramah lingkungan. "Bisa menggunakan gas atau listrik," kata dia.

Kepada semua peserta simposium yang merupakan para pakar, profesional, peneliti, dan akademisi dari berbagai bidang disiplin ilmu yang berasal dari berbagai negara, Bima menjelaskan upaya Pemkot Bogor dalam menguatkan tiga identitas Kota Bogor sebagai Heritage City, Smart City dan Green City.

"Begitu banyak tantangan yang dihadapi Kota Bogor, mulai dari pertumbuhan populasi, transportasi hingga lingkungan hidup. Hal pertama yang saya coba implementasikan setelah dilantik adalah memperbaiki ruang terbuka publik, membangun dan renovasi taman, memperbaiki kualitas pedestrian, jogging track dan yang lainnya,” terang Bima.

Semua hal tersebut menurutnya ditujukan bukan hanya untuk mempercantik Kota Bogor atau meningkatkan kesehatan warga, namun juga meningkatkan Pendapatan Asli daerah (PAD) Kota Bogor.

Dalam merespon persoalan yang ada kata dia, termasuk lingkungan hidup, Pemkot Bogor melakukan berbagai cara, salah satunya memaksimalkan perkembangan teknologi, diantaranya dengan menunjuk juru bicara (jubir) digital di setiap perangkat daerah, mulai dari lurah, camat hingga dinas dengan membuat akun sosial media.

“Pertumbuhan populasi adalah salah satu tantangan multidimensi yang paling serius, kompleks, dan dilematis yang harus dihadapi oleh manusia sendiri di abad ini,” ujar Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Enny Sudarmonowati.

Dia menjelaskan, meningkatnya jumlah populasi berarti semakin banyak aktivitas manusia yang memicu pemanasan global yang mempengaruhi perubahan cuaca menjadi lebih ekstrem.

"Kegiatan-kegiatan manusia yang berkaitan dengan pemanfaatan sumber energi dari bahan bakar fosil, penebangan hutan dan perubahan penggunaan lahan melepaskan lebih banyak emisi gas rumah kaca ke udara, terakumulasi di atmosfer dan akhirnya membuat bumi lebih panas,” ungkap Enny.

Enny menyebutkan, tidak ada negara yang dapat mengantisipasi tantangan ini sendirian. “Hal ini karena terkait erat dengan aspek pendirian politik, rencana pembangunan, pilihan teknologi, kondisi sosial ekonomi dan perjanjian internasional,” jelas Enny.

Dirinya menyatakan, pilihan kebijakan yang cerdas dapat memberikan manfaat ekonomi, kesehatan, dan lingkungan.

Humanosphere Science School 2019 and International Symposium on Sustainable Humanosphere diselenggarakan LIPI bersama Research Center for Sustainable Humanosphere (RISH), Universitas Kyoto, Jepang, 28-29 Oktober 2019.

Kegiatan ini merupakan wadah pertemuan ilmiah bagi para pakar, profesional, peneliti, dan akademisi dari berbagai bidang disiplin ilmu dalam upaya mencari solusi, memberikan ide pemecahan masalah komplek terkait keseimbangan alam semesta yang telah mengalami ketidakharmonisan.

Selain Bima Arya dan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University Arif Satria hadir menjadi narasumber bersama beberapa pakar dari Jepang, Thailand, Malaysia, dan Prancis. (Humpro:rabas/adt/magang-SZ)