Beranda >

Berita > Bogor Green Room (BGR)


26 Mei 2015

Bogor Green Room (BGR)

Setiap akhir pekan, Kota Bogor kedatangan sekitar 200 ribu wisatawan. Seperti yang terjadi sepanjang 3 hari libur panjang beberapa pekan lalu. Jumlah orang sebanyak itu tentu bisa membuat Kota Bogor menjadi tidak nyaman, karena antara lain kemacetan bisa semakin parah.

”Supaya wisatawan merasa puas selama berada di Bogor, maka kami harus berusaha membuat suasana kota terasa lebih nyaman,” kata Walikota Bogor Bima Arya pada saat memaparkan program digitalisasi yang sudah dilakukan Pemerintah Kota Bogor, pada forum Masyarakat Digital, yang diselenggarakan di Mall Kota Casablanca, Jakarta, Rabu (05/05/2015) lalu.

Menurut Bima, kenyamanan kota terukur antara lain dari kebersihan dan keamanan selain kemudahan informasi dan kemacetan lalu lintas yang bisa diurai. Untuk membuat kota senyaman itu, suasana Kota Bogor terus dipantau dari Bogor Green Room (BGR) yang berada di Balaikota Bogor.

”Dari ruangan itu, kami antara lain bisa memantau suasana lalu lintas dan kebersihan kota, supaya bisa segera ditangani apabila ada problem disitu,” lanjutnya.Bahkan, Walikota bisa mengetahui situasi kota hanya melalui gadget. Sebab, di berbagai penjuru kota sudah terpasang sekitar 40 CCTV yang memantau seluruh pergerakan dan aktivitas masyarakat.

Bogor Green Room ini dikembangkan di bawah kerja sama antara Telkomsel, PT Telkom, Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang berlokasi di ruang rapat III Balai Kota.

Menurut Walikota Bogor Bima Arya, layanan Bogor Kota Cerdas itu meliputi layanan transportasi, Global Positioning System (GPS), layanan statistik kepegawaian, dan layanan aspirasi. ”Smart System Platform ini dikembangkan oleh ITB untuk menjawab kebutuhan terhadap sistem informasi cerdas,” tutur Bima.

Fungsi utama Smart System Platform ini juga, katanya, berada pada integrasi sistem informasi dan layanan-layanan yang ada saat ini, maupun di masa depan, di mana keberhasilansmart city tetap membutuhkan komponen masyarakat dan kebijakan pemerintah.

Alhasil, digitalisasi sebuah program pemerintah baik pusat maupun daerah untuk saat ini sudah merupakan keniscayaan, bukan hanya sebuah pilihan. Terbatasnya kecepatan informasi pada media konvensional seperti koran, televisi, radio, dan majalah membuat masyarakat memilih lebih aktif berselancar di dunia internet, dan semakin familiar dengan sistem IT.(Tim Humas)