Beranda >

Berita > Pemkot Bogor Tampil Di Forum COP21 di Paris


01 Desember 2015

Pemkot Bogor Tampil Di Forum COP21 di Paris

Laporan inventarisasi dan identifikasi emisi gas rumah kaca Kota Bogor tahun 2014, mencatat bahwa total emisi gas rumah kaca di Kota Bogor mencapai 2.661.833,84 ton karbondioksida emisi. Hal ini menunjukan kenaikan yang signifikan dibandingkan tahun 2010 yang mencapai 2.080.341,80 ton karbondioksida emisi. Padahal, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dampak dari perubahan iklim di Indonesia apabila tidak ada upaya yang sungguh-sungguh untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dapat menimbulkan kerugian setara dengan 6,7 persen dari PDB per tahun sejak tahun 2020.

Demikian disampaikan Wali Kota Bogor, Bima Arya, dalam kesempatan konperensi pers Selasa (1/12) di Balaikota Bogor. “Atas dasar itulah, Pemerintah Kota Bogor dan DPRD Kota Bogor berkomitmen kuat dalam memantapkan aksi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim di Kota Bogor, antara lain melalui pengesahan peraturan daerah-peraturan daerah dan penganggaran dalam APBD,” kata Bima. 

Penegasan komitmen itu pun, kata Bima, telah termuat dalam salah satu misi kota Bogor yang tertuang dalam Perda Kota Bogor Nomor 6 Tahun 2014 tentang RPJMD Kota Bogor Tahun 2015-2019 yaitu “Menjadikan Bogor Kota Yang Berwawasan Lingkungan". “Konsep berwawasan lingkungannya diterapkan melalui konsep green city, rendah karbon dan ramah lingkungan,” bebernya.

Dalam konteks itulah, sambung Bima, Pemkot dan DPRD Kota Bogor akan memenuhi undangan dari Madame Anne Hidalgo, Walikota Paris; Madame Ligia Noronha (Direktur UNEP/United Nations Environment Programme) dan Mr. Gino Van Begin (Sekretaris Jenderal ICLEI) untuk menghadiri Exclusive Briefing To ICLEI Members On Highlighted Events For Local Governments At COP21, pada 1-10 Desember 2015 di Le Bourget - Paris dan Climate Summit for Local Leaders pada 04 Desember 2015 di Balaikota Paris.

Bima merinci, acara-acara tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan acara Conference Of Parties (COP21) yang diselenggarakan oleh United Nations (UN)/PBB melalui UNFCCC (United Nation Framework Convention on Climate Change). “Acara ini akan dihadiri oleh lebih dari 1.000 undangan yang terdiri dari kepala negara, kepala pemerintahan, menteri, gubernur, walikota, parlemen nasional dan kota, akademisi, praktisi dan ahli lingkungan hidup dari seluruh dunia, termasuk Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama,” ungkapnya.

Konferensi ini, kata Bima, dilatarbelakangi oleh kepedulian seluruh negara terhadap hasil telaahan IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) melalui Assessment Report Kelima (AR 5) yang mengindikasikan kenaikan suhu global di atas 2 derajat celsius pada tahun 2100 jika tidak ada langkah-langkah yang lebih keras dari seluruh negara untuk menurunkan emisi gas rumah kaca.

“Konferensi di Paris ini, meminta semua negara dan kota mengajukan komitmen penurunan emisi gas rumah kaca masing-masing yang akan diterapkan pasca 2020 dengan menghasilkan kesepakatan baru yang terdiri atas komponen mitigasi, adaptasi, pendanaan, pengembangan dan transfer teknologi, pengembangan kapasitas dan transparansi informasi mengenai aksi adaptasi dan mitigasi yang telah dilakukan dan dukungan yang diperoleh. Nanti, diharapkan akan menghasilkan Protokol Paris sebagai pengganti Protokol Kyoto yang akan menciptakan peradaban baru bagi keberlangsungan kehidupan umat manusia dimasa yang akan datang,” beber Bima.

Bima menyebut ada tiga isu penting yang akan dibawa Pemkot Bogor dalam forum ini. “Pertama, kesepakatan perubahan iklim yang akan dibahas harus menyebutkan secara tegas kontribusi negara maju terhadap dana perubahan iklim atau Green Climate Fund sebesar minimal US$100 miliar per tahun kepada kota-kota di negara berkembang, termasuk Kota Bogor. Yang kedua kesepakatan perubahan iklim harus bersifat mengikat secara hukum atau legally binding. Dan yang ketiga negara maju akan mendukung aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, menjamin transparansi, transfer teknologi serta pengembangan kapasitas guna mengembangkan dan menerapkan aksi perubahan iklim dikota-kota seluruh dunia, termasuk Kota Bogor,” jelasnya.

Sementara itu, Irwan Pulungan, Areal Manager ICLEI Indonesia; mengatakan Bima akan menjadi panelis dan pembicara dalam berbagai panel, seminar dan summit yang  ada. Irvan merinci ada tiga tema paparan yang akan dibawa Pemkot Bogor yaitu “Road To Bogor Green City”, “Bogor Green Investment” dan “Bogor Cities Transport & Climate Change”. Pemaparan ke tiga materi tersebut merupakan suatu kehormatan yang luar biasa bagi Kota Bogor, karena akan disampaikan peran aktif Kota Bogor dalam mendukung aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dihadapan masyarakat internasional. Selain itu juga akan disampaikan harapan agar Kota Bogor dan kota-kota lain di negara berkembang untuk mendapatkan dana perubahan iklim sebesar US$100 miliar per tahun,” rincinya.

Disela-sela kegiatan tersebut, sambung Bima, pihaknya telah dijadwalkan untuk melakukan audiensi dengan Duta Besar RI di Paris dan Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Paris dalam rangka membicarakan peluang kerjasama potensial antara Kota Bogor dengan kota-kota, perguruan tinggi ataupun lembaga non pemerintah di Perancis. “Hal ini penting guna mendukung pembangunan di Kota Bogor dalam berbagai bidang,” papar Bima. (tim humas)