Beranda >

Berita > Hasil Sensus Ekonomi Nyatakan Pertumbuhan Ekonomi Kota Bogor Terus Naik


04 Maret 2016

Hasil Sensus Ekonomi Nyatakan Pertumbuhan Ekonomi Kota Bogor Terus Naik

Dari waktu ke waktu tidak bisa dipungkiri jika Kota Bogor terus tumbuh dan berkembang menjadi sebuah daerah yang sangat menarik. Tak hanya bagi kaum urban, namun juga bagi kalangan pebisnis (investor) yang terus berdatangan dan berlomba untuk menanamkan investasinya di Kota Bogor.

Praktis hal tersebut telah menimbulkan dampak positif yang signifikan. Kendati imbas negatif dari perkembangannya pun tak dapat dikesampingkan.

Berdasarkan data dari hasil sensus ekonomi tahun 2016 yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor, bahwa dari tahun 2010 hingga tahun 2014 tingkat pertumbuhan ekonomi terus merangkak naik. Tren positif ini juga berdampak di hampir seluruh sektor.

Seperti keterangan Kepala BPS Kota Bogor Budi Hardiyono dalam laporan resminya, Jumat (04/03/16), dari 17 sektor dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha pada 2010-2014 diketahui jika dari ke 17 sektor ini pada tahun 2010 bahwa PDRB mencapai Rp 17.775.588,6.

Kemudian, dikatakan Budi, PDRB naik di tahun 2011 menjadi Rp 20.766.181,8. Begitu pun halnya di tahun 2012 bertambah lagi menjadi Rp 23.254.869,5. Lalu PDRB di tahun 2013 kembali menunjukkan tren positifnya dengan mengalami lonjakan menjadi Rp 26.057.306,7. Lantas sama halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, PDRB di tahun 2014 lalu juga melonjak naik kembali hingga mencapai Rp 29.102.228,9.

“PDRB tanpa minyak dan gas (migas) Kota Bogor atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha untuk di periode 2010-2014 juga nilai dan kenaikannya sama,” jelas Budi.

Dari ke 17 sektor ini, lanjut Budi, perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor yang paling tinggi dalam pencapaian PDRB-nya. Dimana pada tahun 2010 saja di sektor ini nilainya sebesar Rp 4.225.205,3 yang terus meningkat di tahun 2014 lalu jumlahnya menjadi Rp 6.476.574,5.

“Pada perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan sepeda motor nilai PDRB-nya Rp 3.637.010,5. Lalu di tahun 2014 naik lagi menjadi Rp 5.535.168,3,” ungkap Budi.

Yang mengejutkan justru di sektor industri pengolahan. Meskipun Kota Bogor dikenal sebagai kota jasa, namun ternyata mampu memberikan nilai PDRB yang tidak sedikit. Jumlahnya di tahun 2010 lalu berada di peringkat kedua setelah sektor perdagangan besar dan eceran, yaitu dengan nilai Rp 3.822.693,3. Hingga akhirnya di tahun 2014 naik kembali di angka Rp 5.393.074,5.

Sementara itu, masifnya pembangunan hotel-hotel dan bidang kuliner yang masuk ke sektor akomodasi dan makanan minuman nilai PDRB-nya hanya sebesar Rp 830.187,2 di tahun 2010. Sedangkan di tahun 2015 hanya terdongkrak sedikit menjadi Rp 1.294.452,1.

Meskipun demikian, tak bisa dipungkiri selama kurun beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan bisnis perhotelan dan sejenisnya terus tumbuh dan berkembang di Kota Bogor. Ini terbukti dengan banyaknya bangunan hotel baru yang telah berdiri dan beroperasi yang salah satunya mengindikasikan nilai jual Kota Bogor dan pertumbuhan ekonominya telah berhasil memancing para investor untuk menanamkan investasi di Kota Hujan dengan resapan jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit.

“Dari data yang ada di BPS saja tidak kurang terdapat sekitar 45 hotel, penginapan, wisma maupun guest house yang ada di Kota Bogor. Ini belum lagi dengan jenis usaha turunannya seperti restoran, cafe, hingga lokasi tujuan wisata yang tentunya menarik banyak orang untuk datang. Tak hanya wisatawan, tapi juga para pebisnis,” pungkasnya. (Donni)