Pemerintah Daerah Kota Bogor

Delegasi Chongzuo Guangxi Cina bertemu Walikota Bogor Kamis (21//20164) di Ruang Bogor Green Room. Pertemuan tersebut dalam rangka kerja sama membangun green city di Kota Chongzou. Bukan tanpa alasan, Kota Bogor sudah dikenal sebagai paru-paru dunia karena terdapat Kebun Raya Bogor dan juga sudah menerapkan green city. Maka, Chongzou sebagai kota yang baru tumbuh dan berkembang, diminta untuk bisa menjadi kota hijau dari Kota Bogor. “Sejarah yang ada dalam Kebun Raya Bogor, akan menjadi pembelajaran bagi Kota Chongzou dalam menerapkan green city,” ujar Su Zhi Qiu Kepala Staf Ahli Pemerintahan Kota Chongzou.

Su Zhi Qiu mengatakan, Kota Chongzou ingin belajar dari Kota Bogor yang sudah terkenal dengan keindahannya. Sebut saja dalam hal kehutanan, taman, Kebun Raya Bogor,  dan keanekaragaman tumbuhan tropis yang sudah terkenal di dunia. Melalui kunjungan ini ia ingin menjalin hubungan persaudaraan dan persahabatan terkait tumbuhan. “Kerjasama antara Chongzhou dan Kota Bogor akan dimulai sekarang sampai seterusnya. Sekaligus mengundang Walikota untuk bertandang ke Chongzou,” tutur Su Zhi Qiu.

Su Zhi Qiu menceritakan, Kota Chongzou merupakan kota baru yang diresmikan pada 2003 silam. Dengan luas wilayah 17,345 Kilo Meter dan jumlah penduduk 2.347.700 jiwa, Chongzou yang berbatasan dengan Vietnam membuat kota ini berkembang dengan pesat. Produk unggulan dari Kota Chongzou berupa gula, hasil tambang dan berbagai jenis mineral. “Kota Chongzou memang sudah dipilih untuk menjalin hubungan kerja sama dengan berbagai negara salah satunya Kota Bogor ini,” tutur Su Zhi Qiu

Walikota Bogor Bima Arya mengatakan, pesatnya pertumbuhan pembangunan Kota Bogor membuat tantangan dalam pelestarian lingkungan di kota yang penuh dengan sejarah ini. Dengan adanya kerja sama dalam bidang lingkungan, ia menyambut baik karena bisa sama-sama fokus menjadi green city sekaligus sister city. “Kerja sama ini akan ditindaklanjuti di Bagian Kerjasama Pemkot Bogor sehingga terjalin kerjasama yang produktif di masa depan,” pungkas Bima (fla/poto agus-eto)