Beranda >

Berita > Menristek Resmikan ASTW Ke-9


19 Agustus 2014

Menristek Resmikan ASTW Ke-9

 

Selasa, 19 Agustus 2014 01:40

Bertempat di IPB International Convention Centre, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhamamad Hatta resmi membuka ASEAN Science and Technology Week (ASTW) ke-9.
Event tahunan ini digelar dari tanggal 18-28 Agustus 2014 dan mengambil tema Inovasi dari Kawasan Paling Dinamis di Dunia (Innovations from the most dynamic region on earth). Sajian seni tari khas Kota Bogor, Bajidor Kahot, dibawakan dengan apik menghibur para tamu yang hadir.
Salah satu agenda penting dalam ASTW ke-9 ini adalah Konferensi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ASEAN 2014 (The ASEAN Conference on Science and Technology 2014). Konferensi ini digelar tiga tahunan oleh Komite Iptek ASEAN (ASEAN Committee On Science and Technology - COST).
Konferensi ini sendiri berlangsung dua hari pada 18-19 Agustus 2014 dengan tema “Inovasi untuk Komunitas ASEAN yang Lebih Baik”.
Dalam event ini selain pembicara kunci dari Indonesia, juga hadir pembicara dari Swedia, Seychelles, India, Jepang, dan Taiwan. Dengan total jumlah peserta dan undangan ada 280 orang. Beberapa pakar tersebut diantaranya adalah Dr. Sven-Thore Holm (CEO, LundaVision Swedia), Dr. Warsito P Taruno (CEO, EdWarTech and Ctech, Indonesia), Dr. Haruo Takeda (Hitachi Ltd, Japan), Prof. Ram Rajasekhran (Director, Central Food Technological Research Insitute, India).
Tujuan dari konferensi ini adalah mendorong jaringan, kemitraan dan kerja sama serta transaksi teknologi diantara peserta yang hadir, termasuk pembuat kebijakan, ilmuwan, insinyur, pelaku bisnis dan praktisi industri dari negara-negara ASEAN dan stakeholder mereka dari masyarakat iptek internasional serta sektor swasta.

Kegiatan ini juga diharapkan dapat mempromosikan budaya iptek berbasis masyarakat dan dapat mempercepat pengembangan sumber daya manusia negara-negara ASEAN dengan perhatian khusus untuk meningkatkankesadaran iptek di kalangan generasi muda ASEAN.
COST sebagai penyelenggara konferensi, telah memiliki 9 sub-komite dan telah melakukan program-program unggulan untuk dikolaborasikan antar negara anggota. Pada konferensi ini semua sub-komite dan flagships terfokus pada satu topik  yaitu : inovasi pangan, energi, dan air, serta topik lain terkait pengembangan ASEAN.
Konferensi sendiri dibagi dalam delapan sesi paralel yakni sub-komite iptek kelautan, sub-komite iptek material, sub-komite iptek energi berkelanjutan, sub-komite mikroelektronika dan teknologi informasi (termasuk program unggulan OpenSource Software), sub-komite bioteknologi, sub-komite meteorologi dan geofisika, dan sub-komite teknologi antariksa.

Sebagai tuan rumah, akan banyak manfaat yang didapat Kota Bogor. Diantaranya kesempatan untuk memperkenalkan kesenian daerah, makanan khas, cendera mata, juga potensi wisata terutama wisata sejarah, kepada para peserta dan delegasi asing tersebut.
Harapannya delegasi tersebut kelak dapat menjadi duta wisata bagi Kota Bogor ditempat asal mereka. Selain itu diharapkan hasil konferensi dan pertemuan iptek se Asean ini dapat diadopsi oleh Kota Bogor sehingga harapan Bogor untuk menjadi smart city dapat dicapai. (sisco sirait/tria s)

Kegiatan ini juga diharapkan dapat mempromosikan budaya iptek berbasis masyarakat dan dapat mempercepat pengembangan sumber daya manusia negara-negara ASEAN dengan perhatian khusus untuk meningkatkankesadaran iptek di kalangan generasi muda ASEAN.
COST sebagai penyelenggara konferensi, telah memiliki 9 sub-komite dan telah melakukan program-program unggulan untuk dikolaborasikan antar negara anggota. Pada konferensi ini semua sub-komite dan flagships terfokus pada satu topik  yaitu : inovasi pangan, energi, dan air, serta topik lain terkait pengembangan ASEAN.
Konferensi sendiri dibagi dalam delapan sesi paralel yakni sub-komite iptek kelautan, sub-komite iptek material, sub-komite iptek energi berkelanjutan, sub-komite mikroelektronika dan teknologi informasi (termasuk program unggulan OpenSource Software), sub-komite bioteknologi, sub-komite meteorologi dan geofisika, dan sub-komite teknologi antariksa.

Sebagai tuan rumah, akan banyak manfaat yang didapat Kota Bogor. Diantaranya kesempatan untuk memperkenalkan kesenian daerah, makanan khas, cendera mata, juga potensi wisata terutama wisata sejarah, kepada para peserta dan delegasi asing tersebut.
Harapannya delegasi tersebut kelak dapat menjadi duta wisata bagi Kota Bogor ditempat asal mereka. Selain itu diharapkan hasil konferensi dan pertemuan iptek se Asean ini dapat diadopsi oleh Kota Bogor sehingga harapan Bogor untuk menjadi smart city dapat dicapai. (sisco sirait/tria s)