Beranda >

Berita > Dinilai Baik, KPA Kota Bogor Sering Jadi Lokasi Studi


23 Agustus 2016

Dinilai Baik, KPA Kota Bogor Sering Jadi Lokasi Studi

Selain mendapatkan pelayanan kesehatan, Orang Dengan AIDS (ODA) di Indonesia juga memperoleh bimbingan dan pelatihan. Berbeda dengan kondisi di Nepal dan Myanmar, dimana mereka kesulitan untuk bisa mendapatkan akses pelayanan kesehatan.

Pernyataan senada itu disampaikan Thawdar Htun dari Myanmar Positive Group (National PLHIV Network) dan Achut dari Nepal dan Omar Syarif dari Thailand. Pernyataan dilontarkan usai ketiganya mengunjungi Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bogor di Jalan Perintis Kemerdekaan, Selasa (23/08/16).  "Itulah satu masalah besar di negara kami (Nepal), bahwa betapa sulitnya bisa memperoleh pelayanan kesehatan bagi kami-kami yang ODA ini. Negara tidak terlalu memiliki kepedulian maupun anggarannya," ungkap Achut.

Selain mendapatkan pelayanan kesehatan, lanjutnya, para ODA di Indonesia juga memperoleh perlindungan. Bahkan katanya, para ODA di Indonesia juga mendapatkan biaya untuk perawatan kesehatannya. "Atas hasil kunjungan studi banding kami ini, sangat optimis atas hasil pembelajaran kami yang banyak di Indonesia dan termasuk di Kota Bogor. Kami yakin nantinya bisa diimplementasikan di negara kami," harapnya yang diamini oleh kedua rekannya dari Myanmar dan Thailand.

Di tempat yang sama, Ketua Tim Pelaksana KPA Kota Bogor Iwan Suryawan menuturkan bahwa pihaknya sudah untuk yang kesekian kalinya dikunjungi berbagai pihak. Kunjungan tidak lain untuk melakukan studi banding tentang penanganan dan penanggulangan AIDS. "KPA Kota Bogor ini menjadi semacam best practice bagi orang luar, selain tadi dari Thailand, Myanmar, dan Nepal. Karena sebelum-sebelumnya kami juga sudah beberapa kali dikunjungi, seperti dari komisi penanggulangan AIDS India dan New York, Amerika Serikat," paparnya.

Iwan menilai mungkin karena adanya keunikan di Kota Bogor, yaitu dimana semua elemen turut bergerak bersama dalam penanggulangan AIDS. “Tak hanya Pemerintah Kota Bogor saja bersama KPA, namun Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan unsur masyarakat pun memiliki kepedulian dan perhatian yang sama terhadap AIDS,” pungkasnya. (Donni/Foto:Lani) dkw