Beranda >

Berita > Pendidikan Berkarakter Untuk Membangun Negeri


25 Agustus 2016

Pendidikan Berkarakter Untuk Membangun Negeri

Dua tahun sejak dikukuhkan menjadi Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Bogor Istri Waalikota Bogor, Yane Ardian senantiasa menjalankan amanah tugasnya dengan sebaik mungkin. Agenda mengunjungi PAUD minimal satu kali satu minggu pun tidak pernah lepas dari ibu dua anak ini. Kunjungan ini selain melihat secara langsung kondisi PAUD juga demi memastikan semua anak usia dini di setiap wilayah sudah masuk PAUD.

Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Pakuan ini mengaku tidak terlalu mudah dalam berinteraksi dengan anak kecil. Meski begitu ia sangat suka mengajari anak kecil. Hal itulah  yang membuat ia begitu peduli dengan PAUD di Kota Bogor. Menjalankan tugas sebagai Bunda PAUD tingkat Kota, peran dirinya sangatlah sentral. Mulai dari menyumbangkan pemikiran untuk terus berinovasi, melakukan sosialisasi kepada orangtua agar lebih peduli terhadap PAUD dan juga sebagai penggerak pelaksana PAUD.

Melaksanakan tiga tugas utama tersebut tidaklah mudah karena basic tentang cara mendidik anak belum ia pahami sepenuhnya. Namun, bukan Yane Ardian jika menyerah begitu saja.  Di tengah kesibukannya mengurus enam organisasi lain, wanita berusia 37 tahun ini mempelajari semua seluk-beluk pendidikan anak, karakter sekaligus bahasa kasih manusia.

Berbekal ilmu yang dipelajarinya dan ide-ide dari pemikirannya, mantan model wajah Femina ini telah melahirkan beberapa inovasi bagi PAUD di Kota Bogor. Sebut saja gerakan Anak Tanpa Gadget, tidak mengajari anak Calistung melainkan hanya melalui simbol/gambar, Taman Ramah Anak, Gerbang Cinta, Rumah Aman dan Nyaman, Rumah Perjuangan PAUD dan program-program kemitraaan melalui CSR BUMD.

Yane menuturkan, program-program tersebut pada akhirnya mengerucut pada satu tujuan, yakni membangun karakter anak. Karena dari proses pendidikan akan lahir manusia yang berkualitas dan berkarakter. Berangkat dari keyakinan tersebut Yane memaparkan konsep ‘Membangun Negeri Ini Dengan Membangun Karakter Anak Sejak Dini'. Itu ia paparkan di ajang Apresiasi Bunda PAUD Kabupaten/Kota tingkat Provinsi Jawa Barat beberapa waktu lalu. “Selama ini saya hanya menjalankan amanah tanpa pernah terpikir akan ada ajang apresiasi. Alhamdulillahnya semua program yang sudah saya buat sama dengan indikator penilainnya dan keluar sebagai juara satu walaupun persiapan persentase hanya dua hari sebelum hari h,” ujar wanita kelahiran 1 Juli 1979 ini.

Menjadi juara satu, lanjut Yane, memang membuat ia bersama tim dari Himpaudi, IGRA, IGTKI, PKK dan Disdik bahagia. Tetapi ini juga merupakan sebuah tantangan baru untuk semakin meningkatkan kualitas PAUD di Kota Bogor yang saat ini berjumlah 556. Selain itu, setelah dari tingkat provinsi, dirinya akan kembali diadu di tingkat Nasional yang jika menang akan mendapat predikat sebagai Bunda PAUD Kota Se-Indonesia dan dikukuhkan langsung Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan. “Doakan agar bisa menang, ini semua bukan untuk saya tetapi untuk mengambangkan pendidikan berkarakter pada anak-anak di Kota Bogor,” jelas Yane

Sementara itu Ketua Himpunan Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini (Himpaudi) Tetty Syafisantika mengatakan, dalam pendidikan karakter di PAUD anak-anak sudah dibiasakan mengucapkan salam kepada orangtua dan guru, selalu mengucapkan kata terima kasih, permisi, maaf dan tolong. Kegiatan keagamaan juga tidak luput dari pembelajaran di PAUD sebut saja membaca Iqro, Sholat Dhuha setiap pagi dan kebiasaan agama lainnya. “Di PAUD juga sudah diajarkan tentang cinta tanah air dengan melakukan upacara, menyanyikan lagu nasional serta semangat bergotong royong,” terang pemilik TK Azizah ini.

Tetty menjelaskan, adanya pembelajaran tentang ‘Ngabogor’ yang kini sedang digalakkan turut menjadi pembelajaran di PAUD. Seperti Ngabogor Bodas yakni mencintai ALLAH. Ngabogor Bulao yakni mencintai sesama manusia dan mempelarjari seluruh jenis pekerjaan yang ada. Serta Ngabogor Hejo pembelajaran tentang mencintai alam mulai dari tumbu-tumbuhan, hewan dan buah di setiap kegiatan anak-anak.

Pembelajaran tersebut dilakukan selama 3 jam selama enam hari atau 2,5 jam selama lima hari, sesuai dengan peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan waktu belajar anak di PAUD harus 900 menit selama seminggu,” pungkas Tetty (fla/adit) Mor