Beranda >

Berita > Lestarikan Permainan Tempo Lawas, Festival Kaulinan Urang Lembur Digelar


28 September 2016

Lestarikan Permainan Tempo Lawas, Festival Kaulinan Urang Lembur Digelar

Dinas Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Kota Bogor kembali menggelar pasang giri atau biasa disebut festival kaulinan urang lembur. Pasang giri yang digelar di Gedung Kemuning Gading Kota Bogor, Rabu (28/9/2016), dibuka oleh Asisten Administrasi Umum Setda Kota Bogor Arif Mustofa Budiayanto.


Arif mengapresiasi dengan digelarnya festival kaulinan urang lembur oleh Disbudparekraf Kota Bogor yang konsisten melestarikan budaya permainan orang sunda. Khususnya permainan orang Bogor, antara lain, permainan-permainan anak-anak yang dikolaborasi dengan tarian-tarian. Pada festival ini permainan-permainan yang dahulu kerap dimainkan oleh orang Bogor akan dikolaborasi ke dalam tarian-tarian.

 

Arif berharap kegiatan ini tidak hanya sebatas untuk saat ini saja, tetapi untuk terus lebih dikembangkan juga perlu ditingkatkan. “Jangan melupakan budaya kita Sunda yang perlu terus dilestarikan khususnya permainan anak-anak jaman dahulu,” tandas Arif.


Kepala Disbudparekraf Kota Bogor Syahlan Rasyidi menyampaikan, kegiatan pasang giri digelar untuk lebih melestarikan dan mengembangkan seni tradisional terutama kaulinan urang lembur. “Di mana permainan tradisional ini merupakan salah satu warisan nenek moyang kita sebagai kearifan lokal yang harus kita lestarikan dan kita kembangkan ,”paparnya.
 

Syahlan mengatakan, festival kaulinan urang lembur anak-anak lebih memahami dan mengenal permainan urang lembur (orang Kampung pada zaman dulu), sehingga bisa diterapkan kembali pada zaman sekarang. Dengan demikian, anak-anak itu betul-betul rasa memiliki diantara sesama anak-anak, sehingga akan timbul rasa kegotongroyongan dan kebersamaan.

Shahlan juga berharap dengan adanya lomba ini, mampu menghilangkan permusuhan diantara sekolah. “Mudah-mudahan dengan permainan ini tawuran tidak ada. Harapan kita bersama tidak ada istilah permusuhan dari sekolah antar sekolah dengan melalui permainan anak-anak kaulinan urang lembur membangun kebersamaan,” kata Shahlan.(Ismet-eto)