Beranda >

Berita > Bima Melihat, Mendengar dan Merasakan Beban Warga


22 Oktober 2016

Bima Melihat, Mendengar dan Merasakan Beban Warga

Kampung Semplak Sindang Barang Jero (SBJ) yang setiap malam biasanya sepi, Jumat malam (21/10) itu  mendadak ramai. Warga  tumpah ruah di Lapangan Bola Kuntum RT 01/04 Kelurahan Bubulak. Suasana dingin sehabis hujan pun seolah tak mampu menyurutkan semangat bapak, ibu dan para pemuda, pemudi dan anak-anak untuk berkumpul melihat langsung orang nomor satu di Kota Bogor. Itulah suasana ketika untuk pertama kalinya Bima Arya menggelar program Tenda (Tanya dan Dengar) Wali Kota Bogor.

Menginjakkan kaki di kampung SBJ sehabis Isya, Bima  memang disambut warga yang sedari tadi sudah menunggu dengan antusias. Tidak menghabiskan banyak waktu, Bima ditemani Camat Bogor Barat, Lurah Bubulak dan unsur Muspida lainnya segera bergerak mengunjungi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di RT 01/04.

Rumah itu bercat kuning dengan garis jendela berwarna biru. Tampak begitu rapuh karena bagian atap dapurnya sudah ditopang dua bilah bambu pajang agar tidak roboh. Penghuninya sembilan orang. Terdiri dari seorang nenek (80), ayah, ibu dan enam anak. Mereka menempati  dua kamar, satu ruang tamu, satu kamar mandi dan dapur yang terbilang sempit. "Satu kamar untuk nenek, satunya untuk istri dan satu anak perempuan saya. Sedangkan saya dan lima anak laki-laki saya tidur di ruang tamu," ujar Acep Suratman pemilik rumah.

Bapak 57 tahun ini menuturkan,  rumah yang sudah ditempati turun temurun itu  sudah berdiri hampir 40 tahun. Selama itu sudah enam kali rumahnya didata, namun sampai sekarang belum ada perbaikan sama sekali. Padahal ia selalu dihantui rasa takut dan khawatir rumahnya ambruk ketika hujan atau angin bertiup kencang. Acep yang buruh bangunan itu dan istrinya yang menjadi buruh cuci, memang tidak mampu memperbaiki rumahnya. Oleh karenanya, "Saya sangat berharap ada bantuan untuk perbaikan rumah ini. Semoga kedatangan Pak Wali sekarang akan ada tindak lanjut," harapnya.

Rumah lain yang juga dikunjungai Bima tepat berada di samping rumah Acep. Rumah milik Anta dengan lima keluarga tersebut kondisinya tidak jauh berbeda. Saat itu tampak tiga baskom berjejer di ruang tamu untuk menampung rembesan hujan dari atap yang sangat lapuk. Di ruang dalam hanya ada lorong sempit  dengan pintu-pintu kamar tidur yang berjejer ditutup tirai kain. Di ujung lorong ada  dapur dan kamar mandi yang begitu sempit.

Usai meilhat kondisi kedua rumah itu, Bima mengakui, selama ini kunjungannya ke wilayah biasanya hanya berlangsung sebentar. Oleh karena itu dibuatlah Program Tenda, agar waktu yang tersedia lebih lama. Tidak saja untuk melihat secara lebih jelas dan mengkaji lebih dalam kondisi yang dihadapi warga, tapi kesempatan itu dimanfaatkan untuk lebih dalam merasakan beban kehidupan yang dipikul warga. Contohnya kondisi dua RTLH dan beban yang harus dipikul penghuninya. Sebagai tindak lanjut, kedua rumah itu  akan diprioritaskan untuk menerima dana RLTH serta diproses sertifikat tanahnya.

"Saya sudah dengarkan semua harapan warga mulai dari perbaikan sarana pemuda, kerumitan mengurus BPJS, dan permintaan membangun posyandu,” katanya. “Semua itu sudah saya koordinasikan dengan Dinas Kesehatan, Dinas Binamarga  Camat, Lurah yang juga hadir disini," lanjutnya.  

Sementara itu, Ketua LPM Bubulak Sudrajat Hidayat (52) mengungkapkan, RTLH di Kelurahan Bubulak jumlahnya terbilang banyak sehingga harus ada perhatian khusus dari pemerintah. Tidak saja memperbaiki  fisik tetapi juga meningkatkan ekonomi warga. "Dua rumah yang dikunjungi harus segera mungkin diperbaiki. Kami menunggu turunnya dana dari pemerintah," katanya.

Pada Program Tenda kali pertama ini, Bima menginap di Poskamling Among Salira RT 03/04.  Bima pun dijadwalkan melakukan ronda, solat subuh berjamaah serta kerja bakti bersama warga. (fla/adit/indra) Mor