Beranda >

Berita > Genjot Sektor Pariwisata, Disbudpar Gandeng Pelaku Bisnis Wisata


28 Agustus 2014

Genjot Sektor Pariwisata, Disbudpar Gandeng Pelaku Bisnis Wisata

Sektor bisnis pariwisata di Kota Bogor mulai menggeliat perlahan tapi pasti. Beberapa hotel, restoran dan kafe yang menunjang sektor pariwisata mulai banyak dibangun. Tingkat hunian hotel yang selalu tinggi, terutama di akhir pekan. Begitu pula ruas jalan jalan utama Kota Bogor selalu macet di akhir pekan dan didominasi kendaraan bernomor polisi luar kota.

Disbudpar sebagai leading sektor bidang pariwisata tidak cepat berpuas diri. Untuk lebih meningkatkan lagi sektor pariwisata, rabu (27/8) bertempat di Wisma Bogor Permai para pelaku pariwisata diundang untuk bertemu. PHRI, ASITA, HPI, dan perwakilan dari kecamatan se-Kota Bogor dan Disbudpar sebagai tuan rumah duduk bersama untuk berkoordinasi dan berbincang tentang apa yang sudah dicapai dan juga berbagai permasalahan dan hambatan yang ada. Turut hadir pula Sekretaris Daerah Ade Sarip Hidayat.

pelakuwis12

Ada hal yang menarik dalam hal PAD dari sektor pariwisata di Kota Bogor. “Ternyata 43% PAD Kota Bogor disumbang dari sektor pariwisata, padahal 3 atau 4 tahun lalu masih dikisaran 38%”, jelas Herlina, Kabid Pariwisata. “Strategi yang kita pakai adalah dengan menjual paket-paket wisata, pariwisata tidak mengenal batas wilayah, sehingga mereka dapat berkunjung ke destinasi di sekitar wilayah Kota Bogor, tapi tetap menginap dan berbelanja di Kota Bogor”.

Akan dibangun juga pusat kuliner dan oleh-oleh khas Kota Bogor di jalan Binamarga untuk memudahkan para wisatawan berbelanja. Anggaran didapat dari bantuan provinsi sejumlah 2 milyar. Rencana gedung yang akan dibangun dua lantai tersebut akan menampung para PKL binaan yang sudah terdaftar. “Jadi seperti one stop shopping buat para wisatawan tersebut dan juga sekaligus memberi tempat berjualan yang legal bagi para PKL”, jelas Herlina.

Ketua PHRI Kota Bogor, Adhi Satria Nugraha, yang juga menjabat wakil BPPD juga menyampaikan mengenai dibentuknya Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) yang ada di kota dan kabupaten. Permasalahan yang ada BPPD di Kota Bogor belum memiliki payung hukum. Menyikapi hal tersebut, Ade Sarip berjanji akan segera membuatkan SK dan beberapa persyaratan yang dibutuhkan agar BPPD yang sudah memiliki struktur organisasi. “Akan segera dibuatkan SK pembentukannya, karena BPPD ini akan sangat membantu sektor pariwisata yang ada.

Ade juga menambahkan untuk lebih memperhatikan detil yang kecil, “pakailah gantungan kunci yang khas Kota Bogor, seperti dari biji kenari, atau untuk para karyawan hotel dapat memakai batik khas Bogor”, tutup Ade. (sisco sirait/lani)