Beranda >

Berita > Pramuka Ekskul Wajib Kurikulum 2013


03 September 2014

Pramuka Ekskul Wajib Kurikulum 2013

Sekretaris Daerah Kota (Setdakot) Ade Sarip Hidayat menjelaskan Pramuka akan menjadi ekstrakurikuler wajib dalam kurikulum 2013. Ade yang juga Ka Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Bogor mengatakannya usai Upacara Apel Besar Anggota Pramuka Kota Bogor di lapangan Arjuna Kelurahan Bantarjati Kecamatan Bogor Utara yang diikuti 1440 anggota pramuka (3/9).

Selanjutnya Ade menjelaskan acara ini bukan mengenai gerakan pramuka, tetapi acara untuk mengawali kegiatan pendidikan kepramukaan di sekolah, “oleh karena itu, kami dari kwarcab akan senantiasa membantu pendidikan kepramukaan, minimal menyiapkan bahan, menyiapkan pelatih, mengkondisikan pembina supaya paham kepramukaan, jangan setelah dikibarkan, (pendidikan kepramukaan di sekolah) guru tidak paham tentang pramuka, jadi kita ingin (melalui kepramukaan) membentuk manusia-manusia yang memiliki karakter”, jelas Ade.

bimapramuka08

Oleh karena itu, lanjut Ade, pramuka sesuai dengan tujuan dan maksudnya untuk membangun manusia yang memiliki kepribadian, budi pekerti luhur termasuk juga memiliki watak, ini artinya 10 tahun kedepan Kota Bogor akan memiliki aset kaum muda yang memiliki rasa kecintaan dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, cinta terhadap sesama. “Tidak ada tawuran, wajib bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah”, jelas Ade.

“Seperti yang Walikota sampaikan memiliki pemikiran, perkatan dan perbuatan yang suci untuk membangun Kota Bogor  menjadi kota yang nyaman, kota yang transparan, kota yang cerdas, sehat, dan berwawasan lingkungan yang berorentasi pada jasa. Dan ini memerlukan SDM-SDM yang kuat”, papar Ade lebih lanjut.

Untuk menunjang mimpi-mimpi itu, kata Ade harus dipersiapkan gugus depan yang berkualitas. Gugus depan sekolah harus sudah ada. Ada program kerja dan kegiatan. Inisiatif tidak hanya datang dari guru atau Pembina, tapi bisa dari para murid yang menjadi anggota pramuka.

“Setelah dibentuk kepengurusan pembinaan dengan pelatih yang betul-betul memiliki kompentesi, sarana juga perlu didukung. Dukungan dalam bentuk anggaran juga perlu. BOS pendamping kota dapat digunakan untuk kegiatan kepramukaan”, jelas Ade. “Nanti setelah kegiatan kepramukaan mulai berjalan akan dilakukan evaluasi oleh Kwarcab dan Disdik, agar ada sinergi yang baik antara semua yang terlibat dalam kegiatan kepramukaan di sekolah”, tutup Ade. (Met)