Beranda >

Berita > Yanne dan Lima Bahasa Kasih


22 Januari 2017

Yanne dan Lima Bahasa Kasih

Pada masanya, Rasulullah, Muhammad SAW selalu mendatangi umatnya. Beliau memberikan waktu bagi umatnya. Juga memuji umatnya dan memberikan sentuhan pada umatnya. Hal itu diingatkan Yanne Bima Arya pada Seminar tentang dampak perceraian terhadap anak, Sabtu (21/1) di Balaikota Bogor.

Jadi, “Rasulullah SAW memberikan tanda kasih bagi umatnya walaupun sedikit,” kata Yane. Menurutnya,  hal-hal yang dijalankan Rasulullah SAW kemudian banyak diadopsi para psikolog dan dijadikan suatu bahasa yang disebut bahasa kasih. ”Setiap manusia memiliki bahasa kasih sendiri-sendiri, baik perempuan maupun laki-laki. Jadi jika mengetahui apa bahasa kasih kita, sebaiknya sampaikan kepada pasangan hidup kita,” lanjutnya.

Lebih lanjut Yanne menyatakan lima bahasa kasih, masing-masing  waktu, sentuhan, pujian, pelayanan dan materi. Pada umumnya  laki-laki atau suami memiliki bahasa kasih berupa pujian. Seringkali para ibu atau istri lupa untuk memuji para suaminya. Padahal bahasa kasih berupa pujian atau apapun bentuknya yang disampaikan kepada pasangan akan memperkuat hubungan mereka. “Dengan pujian itu, suami tidak memerlukan pujian dari wanita lain, karena  merasa kebutuhannya sudah terpenuhi sehingga tidak mencari kebutuhan lain di luar,” tutur Yanne.

Dalam hal ini wanita memang berbeda dengan laki-laki. Wanita cenderung memiliki bahasa kasih dalam wujud materi. Maka kata Yane, “Hadiah kecil saat sang istri ulang tahun, mungkin itu hal kecil tapi memiliki dampak yang cukup besar.” (humas:rabas/indra) Mor