Beranda >

Berita > Antisipasi Perkembangan ISIS di Wilayah Kota Bogor


18 September 2014

Antisipasi Perkembangan ISIS di Wilayah Kota Bogor

Setelah deklarasi penolakan ISIS oleh seluruh elemen masyarakat Kota Bogor yang diadakan di Hotel Braja Mustika JL. DR. Sumeru Bogor (13/08), jajaran Polresta Bogor Kota merasa masih perlu untuk melakukan pemantapan antisipasi perkembangan paham ISIS di wilayah Kota Bogor.

Bertempat di Aula Praja Gupta Polres Bogor Kota (18/9), Kapolresta Bogor AKBP Bahtiar Ujang Purnama mengundang babinkamtibmas, babinsa, lurah dan camat se-Kota Bogor untuk lebih lagi memantapkan antisipasi perkembangan paham ISIS di-Kota Bogor. Walikota Bogor diwakili oleh Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, dan Dandim 0606 diwakili oleh Pasi Ops Kapten Inf Supriyatna. Lebih dari 210 orang memenuhi ruang pertemuan.

isiskapolres12

Bahtiar menekankan pentingnya para peserta dan semua masyarakat memiliki satu pengertian apa itu ISIS. “Karena sebagai aparat pemerintah kita harus lebih tahu daripada masyarakat apa itu ISIS terutama indikasi perkembangannya ISIS di Indonesia”, jelas Bahtiar.

Dalam paparannya, Bahtiar kembali mengingatkan bahayanya dari gerakan ISIS. ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang terbentuk dari gejolak dalam negeri di Irak dan Suriah. Berawal 18 Maret 2003 ketika pasukan multinasional memerangi Irak karena dianggap membuat senjata massal (tidak terbukti). Serangan pasukan multinasional ini menimbulkan lahirnya beberapa kelompok pejuang yang pada 15 Agustus 2005 bersatu dan membentuk Majelis Syura Mujahidin yang akhirnya mendeklarasikan berdirinya Negara Islam Irak pada 13 Oktober 2006 dengan Umar Al-Baghdady sebagai emir (pemimpin). Abu Umar meninggal dalam pertempuran dan digantikan Abu Bakar Al-Baghdady sejak 15 Mei 2010. Pendeklarasian ISIS sendiri terjadi pada 9 April 2013 dengan pemimpin Abu Bakar Al-Baghdady.

Tujuan ISIS adalah membangun pemerintahan sendiri diwilayah yang ditaklukan dengan cara melakukan serangan sektarian dan memaksakan pelaksanaan hukum syariah dengan segera. “Dengan memakai sistem kekhilafahan atau dimana mana ada”, tutur Bahtiar lebih lanjut, “di Indonesia sendiri mungkin sudah banyak organisasi yang hampir mirip dengan organisasi satu ini, tetapi yang membedakan adalah ISIS sudah berani mengeksekusi siapapun yang bertentangan dan tidak sepaham dengan mereka.

isiskapolres14

Berbagai kekerasan brutal seperti bom bunuh diri, pembantaian massal pada masyarakat tidak berdosa (wanita dan anak), penghancuran tempat ibadah (masjid, gereja dll) dan menjarah bank serta meminta uang tebusan bagi warga asing yang disandera. Semua tindak kekerasan yang brutal tersebut mereka halalkan tanpa memandang agama dan suku, semua yang berbeda ideologi menjadi musuh ISIS.

Beberapa ciri dan simbol keberadaan ISIS diantaranya penggunaan bendera hitam dengan tulisan Arab ditengahnya, ikat kepala dengan tulisan sama dengan bendera, penutup wajah cadar hitam dan pakaian yang serba hitam.

“Cara ISIS masuk ditengah masyarakat melalui pendekatan agama tertentu, karena agama berhubungan erat dengan keyakinan yang tidak memerlukan logika berpikir. Sehingga terkadang hati nurani juga dikesampingkan”, jelas Bahtiar dalam paparannya, “jadi apabila para hadirin menemukan ada seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu ajaran agama yang janggal dan diluar kebiasaan perlu segera diwaspadai”.

Pada kesempatan itu para hadirin juga menyaksikan tayangan video yang menayangkan kekejaman ISIS. Para tawanan yang sudah tak berdaya dieksekusi beramai-ramai. Biadab dan tak berhati nurani.

Kesimpulan dari pertemuan ini adalah Propaganda ISIS melakukan kekerasan, pembunuhan, perampokan dan merusak simbol agama dan fasilitas umum untuk kepentingan mereka. ISIS menganggap semua golongan diluar mereka adalah kafir dan harus diperangi. Hal ini sangat bertentangan dengan semangat kemajemukan yang ada di Indonesia.

Sekretaris Daerah Kota Ade Sarip Hidayat dalam sambutannya mengatakan kita semua harus berbuat baik sebisa mungkin kepada sesama manusia tanpa memandang apa agamanya. “Andai itu saja itu bisa kita lakukan, saya yakin Kota Bogor akan jauh lebih nyaman”, jelas Ade, “dan apabila ada gerakan yang mulai menyimpang ditengah masyarakat, segera laporkan kepada kepoisian agar segera disikapi”. Ade juga berharap Kota Bogor akan tetap nyaman. (sisco sirait/Zahra PKL)