Beranda >

Berita > Berjuta Kata Diproduksi, Media Diharapkan Mampu Jaga Keharmonisan Dunia


22 Februari 2017

Berjuta Kata Diproduksi, Media Diharapkan Mampu Jaga Keharmonisan Dunia

BANDUNG – Kota Bandung, Jawa Barat menjadi tuan rumah penyelenggaraan International Conference, The 5th Annual Meeting International Broadcasting Authority Forum (Ibraf) 2017. Dengan membawa pesan “From West Java for A Harmonious World, Media for World Harmony”, media diharapkan mampu berperan dalam menjaga keharomisan dunia melalui jutaan kata yang diproduksinya.

Harapan ini diungkapkan oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) usai menghadiri acara jamuan makan malam bersama para delegasi Ibraf 2017. Menurut Aher, media bisa digunakan secara masif untuk membawa pesan kedamaian dunia. Bukan pesan provokatif yang justru memecah ketenteraman umat di dunia.  “Kita ajak semuanya. Mari kita hadirkan lewat media keharmonisan dunia, bukan perpecahan dunia. Itu pesan utamanya dari Jawa Barat untuk dunia,” kata Aher usai acara jamuan makan malam.

Media bisa menyampaikan pesan perdamaian kepada dunia melalui jutaan kata-kata yang diproduksinya setiap hari. Termasuk klarifikasi pesan-pesan bohong atau hoax yang saat ini melanda dunia, baik melalui media sosial, konvensional, maupun media elektronik dan internet.  “Saya sebagai tuan rumah, sebagai Gubernur sangat berharap bahwa ini adalah pertemuan yang sangat berharga. Pertemuan yang membangun komitmen bahwa media itu ada untuk mengharmoniskan dunia, untuk membangun pikiran supaya lebih teduh, lebih baik,” harap Aher.

“Karena tiap hari jutaan kata-kata, puluhan juta kata diproduksi media. Bayangkan kalau kata-kata tersebut tidak membangun keharmonisan, dibaca oleh jutaan orang yang bisa terbawa pikirannya secara tidak harmonis. Tapi kalau kita komitmen semua media, baik media mainstream maupun sosmed – terlebih media sosmed berkomitmen untuk tidak – kecuali yang baik-baik saja. Kritik dengan bahasa yang baik, kejadian atau peristiwa prestasi, pembangunan, pikiran,” lanjutnya.

Untuk itu, Aher ingin konferensi ini menghasilkan komitmen secara tertulis demi menghadirkan media untuk keharmonisan dunia. “Saya pesan ke panitia supaya di akhir acara itu. Dihadirkan sebuah komitmen bersama tertulis, komitmen bersama untuk selalu menghadirkan media demi keharmonisan dunia,” tuturnya.

Ibraf merupakan forum media penyiaran di bawah naungan Organisasi Konferensi Islam (OKI). Namun, pada konferensi Ibraf tahun ini hadir pula peserta dari negara-negara non-OKI, seperti Amerika Serikat, Belanda, Portugal, Jerman, Taiwan, Hong Kong, dan Korea Selatan. Negara-negara tersebut tertarik untuk ikut serta karena isu strategis yang diusung pertemuan Ibraf 2017.  “Karena melihat isu strategis yang kita anjungkan sebagai tuan rumah tahun ini, yaitu Media for World Harmony. Permasalahan konvergensi media antanegara, isu-isu radikalisme, dan Islamofobia yang menjadi catatan penting,” ujar Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Yuliandre Darwis usai acara jamuan makan malam.

Pada acara jamuan makan malam ini, peserta Ibraf diajak memainkan alat musik tradisional khas Jawa Barat, Angklung. Angklung adalah alat musik yang mesti dimainkan banyak orang secara bersama-sama untuk menghasilkan nada dan harmoni.

Diharapkan forum Ibraf bisa mengangkat secara serius isu konvergensi media antanegara, isu-isu radikalisme, dan Islamofobia melalui komitmen bersama. Sehingga Indonesia bisa menjadi negara pemberi pesan positif untuk keharmonisan masa depan dunia. Seperti Angklung yang mampu membawa keharmonisan melalui kebersamaan.  International Conference, The 5th Annual Meeting Ibraf akan digelar dari 22-24 Februari 2017 di Trans Luxury Hotel, Kota Bandung. Konferensi ini dihadiri peserta dari 46 negara. ( dikutip Humas Kota Bogor)