Beranda >

Berita > Akhir pekan Kawasan Sempur Semrawut, Warga Buat Petisi ke Wali Kota


17 Maret 2017

Akhir pekan Kawasan Sempur Semrawut, Warga Buat Petisi ke Wali Kota

Semrawutnya sistem parkir dan Pedagang Kaki Lima (PKL) menjadi dua hal yang dikeluhkan warga Kelurahan Sempur. Sebab, setelah Taman Sempur diresmikan, Minggu (05/02/17) lalu, kondisi akses keluar masuk warga menjadi semakin sulit terutama di hari Sabtu dan Minggu (akhir pekan). Untuk itu, sejumlah warga Sempur menemui Wali Kota Bogor Bima Arya untuk menyampaikan keluhannya di Taman Ekspresi, Sempur, Jumat (17/03/17).

Salah seorang warga Sempur Kidul RT 02 RW 01 Robert Napitupulu mengatakan, revitalisasi Taman Sempur telah memberikan dampat positif dan juga negatif. Dari segi positif, pemanfaatan Taman Sempur sebagai tempat berolahraga dan rekreasi keluarga. Namun sisi negatifnya, warga Sempur mengeluhkan karena tidak memiliki akses jalan akibat sudah dipenuhi motor dan mobil yang terparkir di badan jalan.

“Kami kesulitan keluar saat hari Sabtu dan Minggu karena akses jalan tertutup sekalipun sudah diatur. Kami juga kesulitan saat penanganan emergency warga karena jalur evakuasi tersendat,” ujarnya saat beraudiensi dengan Wali Kota.

Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan isi petisi dari warga Sempur langsung kepada Bima. Isi petisi tersebut yakni warga meminta untuk secepatnya disediakan tempat parkir darurat yang areanya diluar area sempur. Nantinya, bagi warga Bogor yang berkunjung ke kawasan sempur dilarang membawa kendaraan. Selain itu, pihaknya juga meminta untuk dibangun sarana prasarana penunjang parkir, seperti rambu-rambu dilarang parkir dan berjualan di jalan badan, ditugaskan petugas yang bermental kuat, berdisiplin dan sanggup menangani kawasan Taman Sempur, serta warga menolak pembangunan food court di Sempur.

“Warga keberatan adanya food court karena malah semakin menarik pengunjung lebih banyak lagi. Harapan kami petisi ini bisa ditindaklanjuti secara cepat, sehingga warga kembali dapat merasakan kenyamanan akses jalan dan memiliki lahan parkir,” tegasnya.

Menanggapi aspirasi warga Bima menjelaskan, kesemerawutan Sempur dikarenakan atusiasme warga yang luar biasa dan  memang perlu diantisipasi. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan mengkaji penerapan Car Free Day (CFD) di Sempur setiap hari Minggu di jam-jam tertentu (pagi) juga akan diatur sistem parkir dititik mana yang boleh dan tidak. Sementara rencana jangka panjangnya membangun lahan parkir di lahan kosong dekat Hotel Sempur Park yang akan dinegoisasi setelah ada pemilik baru, juga membatasi acara-acara besar di Taman Sempur.

“Pembangunan food court itu sebenarnya untuk menata dan memberi tempat yang nyaman kepada PKL eksisting yang sudah ada dan tidak ada penambahan pedagang baru,” jelas Bima. (fla/hari/adit/indra) SZ