Beranda >

Berita > Bima : Membangun Karakter Lebih Sulit Dibanding Membangun Fisik


27 Maret 2017

Bima : Membangun Karakter Lebih Sulit Dibanding Membangun Fisik

Salah satu tujuan pemberian insentif kepada guru ngaji adalah sebuah bentuk penghargaan kepada mereka yang berada di garis terdepan dalam mendidik karakter yang unggul dan berakhlak mulia. Sebab, membangun karakter lebih sulit dibandingkan dengan membangun fisik.

Hal tersebut dikatakannya saat memberikan sambutan dalam acara pemberian intensif kepada 439 guru ngaji di Mesjid Al Falah, Kelurahan Kedung Jaya, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (27/03/17).

"Sejak saya mendapat amanah bertugas sebagai Wali Kota, salah satu prinsip dan langkah utama yang saya jalankan ialah memastikan ABPD Kota Bogor dikelola dengan baik, efisien dan efektif. Jangan sampai yang tidak diperlukan dialokasikan, yang memerlukan tidak mendapatkan yang berhak harus mendapatkan,” jelasnya.

Menurutnya pembangunan fisik seperti gedung, jembatan, taman lebih mudah dibanding membangun akhlak dan karakter masyarakat. Memang sangat tidak mudah membangunnya, karena itu pondasinya.

“Kita ingin akhlak orang Bogor baik dan menuju kota yang baldatun toyyibatun wa robbun ghofur. Tapi itu masih jauh karena tawuran masih banyak, narkoba masih banyak tetapi tugas kita adalah terus berikhtiar,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Kemasyarakatan Setda Kota Bogor Soni Nasution menyebutkan, dari 2.398 guru ngaji se Kota Bogor yang telah di data di bulan Januari ini, 439 orang berasal dari Kecamatan Tanah Sereal, dan jumlahnya lebih banyak dari perkiraan sebelumnya. “Semoga insentif yang kami berikan ini bisa terus membantu para guru ngaji untuk terus bergerak dengan penuh semangat dan keikhlasan," jelasnya.

Salah satu guru ngaji dari Kelurahan Kayu Manis, Ardiansyah mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Bogor yang telah memberikan perhatian lebih terhadap guru ngaji. Namun ia berharap insentif ini dilakukan secara berkelanjutan. “Tentunya kami sangat bersyukur Pemerintah peduli terhadap guru ngaji, meskipun mengajar adalah bentuk pengabdian kami setiap hari untuk menciptakan generasi yang berakhlak mulia,” tegasnya. (SZ/Mat/Foto:Hari)