Beranda >

Berita > Tingginya Jumlah Penduduk di Jabar Tak Mengancam Kebhinekaan


16 Juni 2017

Tingginya Jumlah Penduduk di Jabar Tak Mengancam Kebhinekaan

BANDUNG - Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) per tanggal 31 Desember 2016 jumlah penduduk di Provinsi Jawa Barat mencapai 46,7 Juta Jiwa atau 20 persen dari jumlah penduduk Indonesia dan dua kali lipat dari jumlah penduduk benua Australia. Berbagai suku, etnis dan agama ada di Jawa Barat. Menurut Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar, keberagaman tersebut diyakininya tidak sedikitpun mengancam kebhinekaan. Tak sekalipun Ia mendengar adanya konflik antar etnis di Jabar.  

"Tidak ada masalah di Jabar, sekarang kan diisukan terus masalah kebhinekaan dan sangat sensitif. Berbagai etnik ada di Jabar saat ini, pernah nggak ada konflik antar etnik, antar agama? nggak ada di Jabar mungkin, di daerah lain ada, saya liat nggak ada sama sekali di Jabar dan nyaman-nyaman saja," ungkap Deddy di acara Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan di kantor Dinas Pendidikan Jabar, Kota Bandung Kamis (15/06/2017).  

Deddy menuturkan, jumlah penduduk yang besar dan beragam tidak berpotensi mengancam kebhinekaan. Sebaliknya, dengan 97 persen jumlah penduduk Jabar yang beragama Islam justru membawa keberkahan bagi seluruh masyarakatnya. "Ini salah satunya dipengaruhi bahwa Islam Rahmatan lilalamin, di Jabar kan mayoritas beragama Islam yaitu 97 persen. Ini harus tetap terjaga sampai nanti Pilkada, Pileg dan Plpres," ujarnya.  

Dalam sosialisasi empat pilar kebangsaan ini Deddy pun menjelaskan kepada peserta yang merupakan para siswa dari berbagai SMU di Kota Bandung. Empat pilar kebangsaan diantaranya, Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD 45 sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara harus betul-betul dipahami dan ditanamkan kepada generasi muda.  

"Dengan sosialisasi empat pilar ini saya berharap lebih terbuka lagi pemahaman tentang apa itu Pancasila. Saya harap jangan hanya hafal silanya tapi memahami maknanya karena bukan sebuah peristiwa yang pendek untuk melahirkan Pancasila itu, ini sebaiknya ditanamkan kepada generasi muda," jelasnya.  

"Apalagi sekarang jaman Sosmed dimana hasut menghasut menjadi tidak bertanggung jawab bisa membuat berita sendiri menyebarkannya, jadi pemahaman tentang empat pilar ini harus dimiliki lengkap oleh generasi muda kita," tambah Deddy.(dikutip Humas Kota Bogor )