Beranda >

Berita > Wali Kota Berikan Bantuan Tiga RTLH, Atapnya Bocor dan Lantainya Masih Ubin


19 Juni 2017

Wali Kota Berikan Bantuan Tiga RTLH, Atapnya Bocor dan Lantainya Masih Ubin

Dua warga lanjut usia (lansia) penderita struk dan tiga Rumah Tidak Layak Huni, Kelurahan Kencana, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor dikunjungi langsung Wali Kota Bogor Bima Arya, Senin (19/06/2017). Kunjungan tersebut merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan ramadhan berbagi dengan memberikan paket sembako dan bingkisan.

Rumah pertama yang didatangi Wali Kota yakni rumah Sukardi (91), disana Bima duduk bersebelah dengan Sukardi yang memakai baju batik dan kain sarung serta tongkat di tangannya. Kakek yang sudah menderita lumpuh sejak 7 tahun lalu itu dengan ramah menjawab pertanyaan dari Bima sekalipun dengan suara pelan.

Anak Sukardi, Sri Mulyati mengatakan, Sukardi tinggal seorang diri di rumahnya karena tidak ingin merepotkan anak-anaknya. Meski begitu, sebagai anak Sri selalu memantau dan merawat ayahnya tersebut mengingat jarak rumah mereka tidak terlalu jauh. “Bapak itu sudah pikun, kalau bicara suka tidak nyambung tapi bapak tidak pernah absen pergi ke makam ibu setiap hari,” ujarnya.

Tidak berselang lama, Bima berpamitan dan melanjutkan mengunjungi RTLH untuk memberikan piagam bantuan RTLH secara langsung. Rumah bilik yang didepannya penuh dengan  barang-barang rongsokan yang berada di RT 04 RW 10 menjadi RTLH pertama yang dikunjungi.

Kondisi rumah cukup memprihatinkan karena atapnya hanya terbuat dari plastik terpal yang sudah sangat usang dan bocor ketika hujan besar, lantainya masih ubin dengan tembok yang belum diplester.  Di ruang tamu dari rumah tersebut terhampar sebuah kasur lapuk karena di rumah tersebut hanya memiliki satu kamar dan dapur tanpa kamar mandi.

Pemilik Rumah Sopian (54) mengatakan, rumah ini peninggalan orangtuanya. Sudah sejak kecil ia tinggal disini dan belum pernah diperbaiki sama sekali. Dirumah itu sebelumnya dihuni enam orang namun sekarang hanya empat orang karena dua anak lainnya sudah menikah. Sementara satu anak lainnya masih di bangku SD dan satunya terpaksa putus sekolah. “Pendapatan saya sehari hanya Rp. 30 ribu tidak bisa membiayai anak sekolah,” terangnya.

Sementara itu, dua RTLH lainnya milik Kiyah dan Aliyah kondisinya tidak jauh berbeda. Atap bocor, lantainya masih ubin dan kamar mandinya tidak layak. (fla/indra/hari/) SZ