Beranda >

Berita > Operasi Ramadniya 2017 di Jabar Libatkan 36 Ribu Personel


20 Juni 2017

Operasi Ramadniya 2017 di Jabar Libatkan 36 Ribu Personel

BANDUNG - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Barat menggelar Apel Gelar Pasukan Operasi Ramadniya 2017 di depan Gedung Sate, Jl. Diponegoro Kota Bandung, Senin (19/6/17) sore. Ada 36.000 personel gabungan terlibat dalam pelaksanaan operasi yang berlangsung selama 16 hari ini. Personel gabungan merupakan unsur kepolisian serta dibantu stakeholder terkait, mulai dari Kementerian/Lembaga terkait, unsur TNI, hingga jajaran Pemerintah Daerah. 

 

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mengatakan apel tersebut sengaja digelar sebagai kesiapan Polri dan TNI, serta personel gabungan lainnya dalam menghadapi kegiatan pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1438 H. "Apel sebagai kesiapan bahwa pasukan Polri, TNI yang tergabung dalam tim Operasi Ramadniya 2017, siap mengawal pelaksanaan Idul Fitri, siap mengawal, mengamankan mudik dan arus balik, siap memgawal dan mengamankan pasokan sembako," kata Aher usai menjadi pembina apel gelar pasukan tersebut.

 

"Termasuk siap mengamankan keadaan, supaya tetap aman, tentram, kondusif, harmonis dalam rangka Idul Fitri 1438 Hijriah," tambahnya.

 

Dari 36 ribu personel ini 21 ribu diantaranya merupakan pasukan Polda Jawa Barat dan 15 ribu personel berasal dari instansi terkait lainnya. Mereka akan disebar ke seluruh daerah di Jawa Barat, khususnya akan fokus di tiga posko pengamanan untuk titik kemacetan yaitu Cipali, Palimanan, dan Nagreg. "Kita tentu konsentrasi lebih banyak untuk melakukan pengamanan. Dari kepolisian akan ada pagar betis, sehingga ketika ada persoalan langsung diselesaikan saat itu juga. Karena polisi dan para petugas ada dimana-mana," ujar Aher.

 

Sementara itu, Kapolda Jawa Barat Irjen Polisi Anton Charliyan mengungkapkan pihaknya akan fokus pada tiga hal, yaitu masalah kemacetan, kecelakaan, dan distribusi pangan atau sembako. Kata Anton, di Jawa Barat ada 16 titik rawan kecelakaan, diantaranya di Puncak dan Cadas Pangeran. "Untuk distribusi sembako kita ada Satgas Penegakan Hukum dan juga ada Satgas Preventif, itu mengadakan operasi pasar murah. Kerjasama Pemda, Polri, Bulog, dan instansi pemerintah lain yang mengadakan operasi pasar. Diharapkan Jawa Barat dalam menjelang Idul Fitri ini harga-harga bisa terkendali," papar Anton usai apel gelar pasukan.

 

Dalam amanatnya yang dibacakan oleh Gubernur Ahmad Heryawan, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menekankan, agar seluruh personel memberikan pelayanan secara all out. Tito menginstruksikan agar personel fokus pada titik rawan kecelakaan dan rawan macet, terutama pada puncak arus mudik yang diprediksi akan terjadi pada H-2 Idul Fitri dan puncak harus balik pada H+5 Idul Fitri.

 

"Untuk itu, pada kesempatan ini saya tekankan kepada seluruh jajaran untuk bekerja secara optimal. Fokus utama dalam menjaga kestabilan harga pangan, pemeliharaan Kamtibmas yang kondusif, serta keamanan dan kelancaran arus mudik dan arus balik dapat dilakukan secara berimbang," tutur Tito dalam amatnya.

 

Selain itu, beberapa terobosan juga diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi para pemudik, seperti keberadaan fasilitas kesehatan/Ambulance Mobile, layanan BBM Mobile, WC umum, bengkel umum, dan layanan mobil derek, serta pendirian pos-pos pelayanan dan pengamanan yang dapat digunakan oleh para pemudik untuk beristirahat.

 

Operasi terpusat Ramadniya Tahun 2017 akan dilaksanakan selama 16 hari dengan melibatkan total 187.012 personel dari kepolisian, serta dibantu stakeholder terkait, mulai dari Kementerian/Lembaga, unsur TNI, hingga jajaran Pemda.

 

Pada pelaksanaan Operasi 2016 lalu, jumlah Lakalantas mengalami penurunan sebesar 72 kasus (2,36%) jika dibandingkan dengan 2015, begitu pula dengan korban meninggal dunia yang juga menurun sebanyak 88 jiwa (13,62%).

 

Namun demikian, data gangguan Kamtibmas pada operasi tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 233 kasus (13,89%) jika dibandingkan dengan tahun 2015. Sedangkan angka kejahatan secara umum juga naik sebesar 164 kasus atau sebesar 10,98%. (DIkutip Humas Kota Bogor )