Beranda >

Berita > MBSM 2017, Wujud Nyata Potensi Sport Tourism Kota Bogor


10 Juli 2017

MBSM 2017, Wujud Nyata Potensi Sport Tourism Kota Bogor

Suksesnya penyelenggaraan Mandiri Bogor Sundown Marathon (MBSM) 2017 menurut Wali Kota Bogor Bima Arya merupakan kesuksesan semua pihak, mulai dari warga Kota Bogor hingga jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, mulai dari para kepala dinas hingga yang ada diwilayah serta dukungan para sponsor, Bank Mandiri, Kompas dan Indosat Ooredoo. Selain salah upaya mewujudkan The City Of Runner Kota Bogor kedepan menjadi Kota Sport Tourism. Hal itu dikatakannya saat briefing staff di ruang Paseban Sri Bima, Balaikota Bogor, Selasa (11/07/2017).

Bima menyebut, MBSM 2017 ini merupakan ajang sundown marathon pertama di Indonesia, yang startnya dimulai pada dini hari, karena jika dilakukan siang hari sudah pasti harus bersaing dengan angkutan kota (Angkot) dan akhirnya berdasarkan kesepakatan pelaksanaan sundown sangat cocok diadakan di Kota Bogor. “Kenapa ajang MBSM 2017 ini mendapat perhatian dan prioritas dari Pemerintah Kota Bogor, inilah yang disebut sport tourism,” kata Bima.

Menurutnya tidak semua pemerintah daerah bisa masuk bidang ini, dengan segala potensinya Kota Bogor cocok dan klop dengan bidang olahraga ini. Perhitungan lainnya lanjut Bima adalah okupansi hotel di seputaran jalur Sistem Satu Arah (SSA) khususnya dan Kota Bogor umumnya naik tajam persentasenya. Dari data yang ada, jumlah peserta sekitar 3.000 lebih, 70 persennya bukan warga Bogor jadi sekitar 2100 peserta yang berasal dari luar Bogor.

“Dapat dibayangkan para peserta ini datang Sabtu siang mayoritas sebelum dan sesudah kegiatan mereka wisata kuliner. Pulangnya ada yang hari Minggu ada juga yang hari Senin, inilah yang selama ini sulit dilakukan di sektor pariwisata, ketika wisatawan datang ke Bogor jarang menginap, kalaupun menginap para wisatawan menuju ke puncak. Jadi, perjuangan kita adalah bagaimana membuat para wisatawan datang menginap dan Alhamdulilah berhasil. Ini dampak ekonomi dari  satu event,” sebut Bima.

Dampak lainnya adalah kesehatan, dimensi sosial dan dimensi lainnya. Semua ini akan berdampak pula pada infrastruktur, karena menurut Bima tidak mungkin mendorong Kota Bogor menjadi The City of Runners tanpa perbaikan infrastruktur, semua harus jalan jika dalam waktu dua sampai tiga tahun semua pedestrian bisa dibangun dan saling terkoneksi. “Tidak ada kota di Indonesia yang seperti Kota Bogor,” ujarnya.

Bima berharap siapapun Wali Kota Bogor kedepan, kegiatan ini terus berlanjut dan pemilihan konsep sport tourism bagus untuk dipilih dan dikembangkan, karena dapat menjadi modal Kota Bogor disinkronkan dengan bangunan heritage yang dimiliki Kota Bogor. “Saya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua piihak, Alhamdulillah dalam MBSM 2017 zero accident dan ajang lari ini merupakan suatu prestasi,” pungkasnya. (humas:rabas/hari) SZ