23 Oktober 2014
Tahun Depan Akan Dibangun Gedung Badan Penanggulan Bencana di Kota Bogor
HUT ke 30 Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi (HMTG) Universitas Pakuan mengadakan Seminar Nasional mengenai mitigasi bencana di Balaikota Bogor (23/10). Seminar nasional tersebut dibuka langsung oleh Ketua HMTG, Moh. Sahid Ramdani dan Wakil Rektor, Ir. Arif Murdianto, MT. Sebagai perwakilan dari Walikota Bogor, Suharto, Asisten Kemasyarkatan dan Pembangunan, dan Jajaran Pemerintah Kota Bogor.
Asisten Kemasyarakatan dan Pembangunan Setda Kota Bogor, Suharto menjelaskan bahwa di tahun depan akan dibangun kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah setingkat eselon II untuk dapat mengevaluasi kejadian bencana terutama di wilayah Kota Bogor dan penanganan bencana pun dapat terfokus serta teratasi dengan baik.
Sedangkan narasumber Naufal Isnaeni, S.Si, M.T, Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Bogor. Sebelum memberikan materi, Naufal mengucapkan selamat bagi HMTG yang telah mencapai umur 30 tahun. Dia juga mengapresiasi kegiatan yang diselenggaran HMTG karena dianggap sangat positif bagi Kota Bogor.
“Dengan curah hujan yang tinggi, kota Bogor seringkali terjadi bencana longsor oleh karena itu diperlukan pemahaman yang baik terkait mitigasi bencana,” Jelas Naufal
Dalam kaitannya ,Naufal memberikan materi terkait Tanah Longsor dan Mitigasi Bencana di Kota Bogor dengan menginformasikan keadaan geografis hingga keadaan geologi Kota Bogor yang mempengaruhi potensi bencana.
Kota Bogor yang ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari endapan (batuan sedimen), dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango. Aktivitas gunung berapi yang memicu terjadinya gempa yang terjadi juga merupakan salah satu pemicu terjadinya longsor.
Imam A. Sadisun, Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengda Jabar- Banten juga turut menjadi pembicara kedua menyampaikan materi terkait Hidup di Tengah Ancaman Bencana Tanah Longsor di Jawa Barat.
Longsoran merupakan salah satu jenis bencana geoglogi yang keberadaannya dapat dijumpai hampir di seluruh wiliyah tanah air. Contohnya di Desa Walahir, Cililin, Kabupaten Bandung sempat terjdi longsor yang cukup besar pada hari Kartini pada tahun 2004.
Diameter longsorannya mencapai 70 meter. Dan di Bogor sendiri bencana longsoran sering terjadi salah satunya di Babakan Madang, Kabupaten Bogor pada Februari 2007, bencana ini telah merusakkan lebih dari 1000 rumah yang terletak pada 2 desa berbeda. Bencana ini tercatat sebagai salah satu kejadian bencana terbesar dalam sejarah kejadian longsoran di Jawa Barat. Longsor hampir merata, walalupun kejadiannya kecil tapi banyak dan hal tersebut membahayakan karena banyak menimbulkan korban jiwa.
“Perlu diketahui bahwa Jawa Barat sebagai salah satu juara dalam longsor. Untuk kejadian longsor dalam setahun dapat mencapai 50 kali dan korban jiwanya mencapai 40 orang, tentunya lebih dari 100 rumah hancur dalam kejadian longsor ini. Dari 57% kejadian longsor di Indonesia berasal dari Jawa Barat,” jelas Imam.
Hadir pula Surya Kelana, Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Bogor, sebagai salah satu pembicara dalam Seminar Nasional kali ini. Semua pembicara menyampaikan pentingnya mitigasi bencana khususnya di Jawa Barat yang khususnya tingkat kejadian longsornya tertinggi di Indonesia. Oleh karenanya diperlukan pemahaman mendalam mengenai kondisi wilayah dengan baik.(Lani/Sinthia pkl)
- Berita Terkini
- Wali Kota Bogor, Bima Arya melantik pengurus Badan Promosi dan Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Bogor masa bakti 2024-2028 di Hotel Sahira, Jalan Ahmad Y
- Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim dan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor, Syarifah Sofiah menghadiri Halalbi
- Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim mengikuti kegiatan Halalbihalal bersama seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN)
- Wali Kota Bogor, Bima Arya mengungkapkan permohonan maaf dan rasa terima kasih kepada jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor yang telah mendukung dan
- Wali Kota Bogor, Bima Arya didampingi Sekretaris Satgas Naturalisasi Ciliwung, Een Irawan Putra meninjau langsung proses penanganan sampah dari sumber