Beranda >

Berita > 1252 Peserta Ikuti Musabaqoh Qiraatil Kutub Tingkat Jabar


25 Juli 2017

1252 Peserta Ikuti Musabaqoh Qiraatil Kutub Tingkat Jabar

CIANJUR - Sebanyak 1252 peserta yang berasal dari perwakilan pondok pesantren dari 27 Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat ikut serta dalam Musabaqoh Qiraatil Kutub (MQK) IV tingkat Jawa Barat tahun 2017.

 

Bertempat di Pondok Pesantren Al Ittihad Cianjur, MQK IV yang diselenggarakan dari tanggal 22 - 27 Juli 2017 ini dibuka langsung oleh Gunernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Minggu (23/07/2017) malam. "Ini perlombaan membaca kitab kuning atau gundul ya, jadi para santri dari berbagai daerah, tingkatan, nomor musabaqoh. Tentu ini kegiatan yang sangat baik dan bermanfaat karena merangsang dan mendorong para santri untuk punya kemampuan membaca kitab gundul sekaligus bisa bahasa arab," kata Aher.

 

Menurut Aher, diadakannya MQK IV ini akan mendorong dan meningkatkan perhatian serta kecintaan para santri terhadap kitab kuning, mendalami pengetahuan agama islam dari kitab kuning, mempererat silaturahmi antar pesantren dan mencetak ulama-ulama baru. "Ini diharapkan mencetak generasi pondok pesantren yang baik dan mampu membaca dan memahami kitab kuning maka terjagalah agama dari penyimpangan-penyimpangan yang salah termasuk faham radikal," ujarnya.

 

Pemenang pada MQK IV ini akan mewakili Jabar ke tingkat nasional yang akan diselenggarakan pada 22 Oktober 2017 mendatang di Jepara. "Ini juga untuk menyiapkan utusan kontingen jabar ke tingkat nasional di Jepara nanti," ujarnya.

 

Para peserta akan bermusabaqoh selama enam hari. Mereka akan mengikuti lomba baca kitab kuning, lomba debat bahasa arab dan inggris serta lomba kesenian yang akan dinilai oleh 150 orang hakim dan 90 orang panitera. "Acara ini sangat bermanfaat dan harus menjadi agenda tahunan Pemprov Jabar dan Kanwil Kemenag jabar," ucap Aher.

 

Aher mengungkapkan, membaca kitab kuning erat kaitannya dengan cara memahami agama dengan benar. Sebab, kitab-kitab klasik yang dibaca tersebut adalah kandungan ajaran islam yang disampaikan mulai dari Rasulullah, para ulama hingga kepada masyarakat saat ini. "Inilah yang sangat penting dari kitab kuning karena itulah ketika pesantren menjadi pelopor pendidikan agama di Indonesia maka kita sepakat dan harus bermomitmen membangun dan memajukan pesantren sebagai garda bangsa untuk menjaga ajaran agama di nusantara ini," ungkap Aher.

 

Dipilihnya Cianjur menjadi tuan rumah MQK IV ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Wakil Bupati Cianjur Herman Suherman yang turut memberikan sambutan pada acara tersebut. Menurutnya kegiatan tersebut sejalan dengan visi Kabupaten Cianjur yaitu Cianjur yang lebih maju dan agamis. "Maknanya yaitu suatu kondisi tantangan kehidupan masyarakat meningkat pesat dan berkualitas yang dilandasi dengan nilai-nilai agama yang kuat," jelasnya.

 

Ia mengatakan, Pemkab Cianjur telah mencanangkan tujuh gerakan pembangunan keagamaan yang saat ini sedang gencar dilaksanakan. Yaitu gerakan salat subuh berjamaah, ashar mengaji, hafal alquran, gerakan mencintai anak yatim, gerakan cianjur anti maksiat, gerakan aku cinta sodaqoh dan gerakan peduli fakir miskin.  

"Selain itu juga telah dicanangkan tujuh gerakan budaya yaitu ngaos, mamaos, maenpo, tanghinas, tatanen someah dan sauyunan," tutup Wakil Bupati.