Beranda >

Berita > Kadisdik ke Jepang Garap Peluang


24 Oktober 2014

Kadisdik ke Jepang Garap Peluang

Pertengahan Oktober lalu Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor, Edgar Suratman berkunjung ke Jepang memenuhi  undangan The Japan Foundation.  Kunjungan selama satu minggu di Negeri Sakura itu dimanfaatkan Edgar untuk menggarap peluang yang diberikan Pemerintah Jepang bagi para pelajar Indonesia.

“Mereka memberi peluang kepada para pelajar Indonesia untuk belajar di Jepang,” kata Edgar. Tetapi mereka yang akan belajar atau bekerja disana diharapkan sudah lebih mengenal kebudayaan Jepang dan juga bisa berbahasa Jepang. “Syarat tersebut bisa dipahami, karena sekolah-sekolah disana menggunakan Bahasa Jepang sebagai bahasa pengantar,” lanjutnya. Syarat yang sama juga diharapkan bisa dipenuhi oleh mereka yang berniat bekerja di Jepang.

Peluang yang diberikan pemerintah Jepang itu bisa dipahami, karena kenyataannya banyak sekolah dan perguruan tinggi disana yang masih kekurangan siswa. “Mereka juga kekurangan tenaga kerja, sehingga banyak mengundang warga negara lain seperti Indonesia untuk bekerja disana,” tambah Edgar.

jepang12

Untuk tujuan itulah maka  The Japan Foundation terus mempromosikan dan memberikan pemahaman tentang kebudayaan Jepang kepada masyarakat Indonesia. Apalagi Indonesia dinilai sangat potensial, mengingat minat masyarakat Indonesia terhadap kebudayaan Jepang tergolong sangat tinggi. “Menurut catatan mereka, kita adalah negara kedua setelah Amerika Serikat yang masyarakatnya paling banyak mempelajari kebudayaan dan bahasa Jepang,” ungkap Edgar. Amerika sebanyak 24% sedangkan Indonesia 21% dan selebihnya ada sekitar 150 negara lainnya. Saat ini saja tercatat ada 810 ribu orang Indonesia yang sedang belajar di Jepang.

Mengirim Guru Bahasa

Promosi kebudayaan Japan Foundation diantaranya dilakukan dengan mengundang para pejabat di bidang pendidikan termasuk para kepala sekolah dan para guru berkunjung ke Jepang. Pada kunjungan pertengahan Oktober lalu, mereka mengajak Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur, Kepala Dinas Kota Padang dan Kota Bogor, 5 Kepala Sekolah masing-masing dari Tangerang Selatan, Ubud Bali, Surabaya, Medan dan Tegal serta seorang guru bahasa Jepang dari Gianjar Bali. Mereka semua didampingi 3 pejabat Kementrian Pendidikan Nasional.

Kelima belas undangan tersebut diajak mengunjungi SMP dan SMA di Jepang untuk melihat kegiatan pembelajaran dan berdiskusi serta berbagi pengalaman dengan para guru dan para pejabat Jepang. Juga bertemu dengan para pelajar dan mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Jepang.

Pada kesempatan mendatang mereka akan mengundang lagi beberapa kepala sekolah, guru bahasa Jepang dan siswa yang memiliki kemampuan berbahasa Jepang yang ada di  Kota Bogor. Japan Foundation juga berencana akan mengirim 53 guru bahasa Jepang untuk sekolah-sekolah di Jabodetabek. “Empat orang diantaranya akan dikirim ke Kota Bogor untuk mengajar Bahasa Jepang di SMA Negeri 2,5,7 dan SMA Kosgoro,” jelas Edgar. Jumlah tersebut adalah bagian dari 3.000 guru bahasa yang dikirim Jepang ke berbagai negara sampai dengan tahun 2020 dalam program Nihongo Partner.

Edgar berharap tawaran Pemerintah Jepang tersebut dapat dimanfaatkan masyarakat. Dinas Pendidikan Kota Bogor akan membantu memfasilitasi para pelajar yang berminat belajar di Jepang. Dia juga berharap, program tersebut bisa menjadi program pertukaran budaya antara Indonesia dan Jepang.

Namun menurutnya terlebih dahulu  para pelajar di Kota Bogor perlu dibekali pengetahuan tentang kebudayaan Indonesia. “Jangan sampai mereka yang belajar di Jepang nanti, justru tidak paham terhadap kebudayaan bangsanya sendiri. Bahkan sebaiknya mereka justru harus bangga dengan kebudayaan Indonesia,” katanya.  Dalam kaitan itulah gagasan seperti Rebo Nyunda di sekolah-sekolah di Kota Bogor perlu dikembangkan. Supaya anak-anak sekolah Kota Bogor siap go international dengan jati diri bangsanya yang kuat. (Slamet Iswantoro)

Editor : M.Ridwan