Beranda >

Berita > Bisa Jadi Contoh, 70 Orang/Lembaga Raih Penghargaan Teladan dari Gubernur Aher


17 Agustus 2017

Bisa Jadi Contoh, 70 Orang/Lembaga Raih Penghargaan Teladan dari Gubernur Aher

BANDUNG – Pada Peringatan HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia, Pemprov Jawa Barat memberikan apresiasi kepada 70 orang/lembaga teladan dan berprestasi dari seluruh Jawa Barat. Penghargaan ini diberikan kepada berbagai unsur dan profesi dalam rangka memberikan motivasi kepada masyarakat yang telah berjasa dalam pembangunan di Provinsi Jawa Barat.

Piagam Penghargaan diberikan langsung Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) di Aula Barat Gedung Sate Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Rabu sore (16/8/17). Hadir mendampingi, istri yang juga Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat, Netty Prasetiyani Heryawan. Dalam sambutannya Aher mengungkapkan bahwa para teladan atau orang berprestasi penting kehadirannya di tengah masyarakat.

Mereka bisa jadi contoh atau rujukan di bidangnya masing-masing. “Para teladan sangat perlu hadir di tengah-tengah masyarakat untuk menjadi rujukan, untuk menjadi energi positif di bidang masing-masing,” ujar Aher.

“Kita ingin mengajarkan kebaikan. Kemudian ketika kita ingin memantapkan pengajaran tentang kebaikan, maka contoh-contoh itulah yang kemudian menjadi kebaikan-kebaikan yang hidup, kebaikan-kebaikan nyata. Oleh karena itulah, saya ingin apresiasi bahwa bapak/ibu sekalian semua para teladan adalah contoh-contoh hidup untuk memberikan nilai positif bagi masyarakat Jawa Barat. Itulah fungsi para teladan,” lanjutnya.

Kriteria dan penilaian para teladan ini ditentukan oleh instansi atau OPD terkait yang ada di lingkungan Pemprov Jawa Barat. Seperti Pekerja Teladan kriteria dan tim penilainya ditentukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, atau Dokter, Perawat, dan Bidan Teladan penentuannya dilakukan oleh Dinas Kesehatan. “Ada cara dan kriteria masing-masing. Insya Allah sangat independen dan sangat tidak memihak atau netral. Insya Allah objektif, tidak ada subjektifitas,” tutur Aher usai acara.

Ada 44 teladan/berprestasi yang diberikan pada tahun ini. Diantaranya: Pekerja Teladan (6 orang); Dokter Teladan (2); Perawat Teladan (2); Bidan Teladan (2); Tenaga Kesehatan Lingkungan (2); Tenaga Promosi Kesehatan (2); Nutrisionis Teladan (2); Tenaga Teknis Kefarmasian (2); Karang Taruna Berprestasi (3); Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Teladan (3); Pekerja Sosial Masyarakat Berprestasi (3); Sekolah Sehat Tingkat TK, SD, SMP, SMA/SMK (4); Instruktur Kursus Tata Rias Pengantin (1); Instruktur Kursus Tata Busana (1), Instruktur Kursus Tata Kecantikan Rambut (1); Instruktur Kursus Otomotif (1); Instruktur Kursus Komputer (1); Pengelola Lembaga Kursus dan Pelatihan (1); Guru Paud Teladan (1); Penilik Apresiasi GTK Paud dan Dikmas (1); Pengelola Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (2); dan Pengelola Taman Bacaan Masyarakat (2).

Selan itu, ada juga Tutor Paket A Berprestasi (2); Tutor Paket B Berprestasi (1); Tutor Paket C Berprestasi (1); Tutor dan Warga Belajar Paket B (1); Tutor dan Warga Belajar Keaksaraan Fungsional (1); Kepala Sanggar Kegiatan Belajar (1); Pengelola KB/TPA/SPS (1); Lembaga Kursus dan Pelatihan Mahardika (1); Lembaga Kursus dan Pelatihan Sangkuriang (1); Lembaga Kursus dan Pelatihan Mekar Sari (1); Lembaga Kursus dan Pelatihan English First (1); Pemenang Lomba Tata Kecantikan Kulit(1); Pemenang Lomba Tata Rias Pengantin (1); Pemenang Lomba Akuntansi (1); Pemenang Lomba Hantaran Apresiasi Peserta Dididk (1); Pemenang Lomba Komputer (1); Pemenang Lomba Tata Boga (1); Mentor Anugerah Prahita Ekapraya (APE) (1); Pamong Belajar SKB (1); Organisasi Sosial Berprestasi (3); Tutor Pendidikan Keaksaraan (1); serta Keluarga Sakinah Teladan (1 pasang). Selain Piagam Penghargaan, para teladan ini juga mendapat hadiah berupa Paket Data Internet 30 GB, serta T-CASH Rp 50 ribu.

44 Tahun Usia Pernikahan, Pasutri Ini Berpredikat Keluarga Sakinah Teladan

Pasangan suami dan istri (pasutri), Lies Nurhayati dan Prasetyo asal Kota Bandung meraih penghargaan sebagai Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Provinsi Jawa Barat tahun 2017. Usia pernikahan pasangan ini sudah 44 tahun dan telah dianugerahi tiga orang anak dan tiga orang cucu.

Ditemui usai acara Pemberian Piagam Penghargaan Pemerintah Provinsi Jawa Barat kepada Masyarakat Berprestasi/Teladan Tahun 2017 di Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Rabu petang (16/8/17), Lies dan Prasetyo mengaku dari awal menikah hingga saat ini mereka berkomiten untuk menikah hanya sekali seumur hidup.

Lies mengatakan dalam pernikahan mereka memang selalu ada riak-riak atau masalah yang mendera dalam umah tangganya. Namun, mereka selalu menyikapinya dengan bijak dan saling mengalah. “Kalau kita marah atau ada masalah, misalnya bapak (Prasetyo)  sedang emosi, saya (Lies) diam. Nanti kalau dua-duanya sudah tenang kita bisa bicarakan baik-baik,” kata Lies. “Kita gantian kalau marah. Kalau dua-duanya marah, emosi ya malah rame kan,” timbal Prasetyo.

Pasangan Keluarga Sakinah Teladan ini memang pernah menjuarai Lomba Keluarga Sakinah atau Teladan Tingkkat RW, Tingkat Kelurahan, Tingkat Kecamatan, hingga Tingkat Kota Bandung. Tidak mudah mengikuti lomba ini. Menurut pengalaman Prasetyo, lomba ini melibatkan juga keluarga hingga masyarakat  di sekitar rumahnya. Pihak keluarga dan tetangga pun dimintai informasi oleh pihak panitia lomba tentang Keluarga Lies dan Prasetyo.

Tak hanya itu, ketika penjurian pun pengalaman dalam berorganisasi, pengetahuan umum, hingga wawasan kebangsaan dan Pancasila, serta Undang-Undang atau Hukum tentang Perkawinan menjadi materi penilaian ketika mereka awal ikut Lomba Keluarga Teladan di tingkat RW, Kelurahan, dan Kecamatan. "Kebetulan yang ikut lomba ini harus yang aktif di masyarakat. Karena saya pernah sebagai Ketua PKK di RW tempat saya tinggal," ujar Lies.

"Kalau saya pernah jadi Ketua RT, Ketua RW, sekarang jadi Ketua DKM. Megang yayasan juga yang membawahi TK (Taman Kanak-Kanak)," tambah Prasetyo.

Awal mengikuti Lomba Keluarga Teladan ini, Lies dan Prasetyo bercerita bahwa mereka sempat dibohongi oleh pihak Keluarahan. Mereka memang tidak ingin berpartisipasi dalam lomba. Tapi karena akal-akalan sang Lurah, waktu itu Lies dan Prasetyo diundang mengikuti pembinaan keluarga di kelurahan. Padahal, pembinaan tersebut adalah bagian dari penilaian peserta Lomba Keluarga Teladan. "Waktu itu memang ada pembinaan tapi ada meja-meja gituh buat wawancara, dan tanpa kami sadari. Setelah diumumkan pemenangnya. Dan kebetulan juara satu kami ini," kisah Lies dan Prasetyo.

Sebagai Keluarga Sakinah Teladan, Prasetyo mengungkapkan ada tiga hal yang selalu dia ajarkan kepada anak-anak dan cucunya. Yaitu agama, kejujuran, dan kesederhanaan. Selain itu, komunikasi dan candaan pun menjadi bumbu dalam keluarga agar lebih memperat tali kasih sayang diantara keluarga mereka. "Sebetulnya mendidik anak tiga kuncinya. Landasan agama, mereka (anak-anak) harus taqwa. Yang kedua, harus mau hidup jujur. Yang ketiga berpenampilan sederhana. Tiga itu saja," ucap pria Purnawirawan TNI AU dari Husein Sastranegara Bandung ini.

Meskipun memiliki Ayah dengan pensiunan Kolonel Teknik pada 2004 lalu, anak-anak Prasetyo tidak pernah merasa sombong dan mengusung dada bahwa Ayahnya seorang TNI. Keluarga Prasetyo seperti masyarakat biasa dan tidak pernah menjadikan aji mumpung karena memiliki Ayah seorang anggita TNI. "Anak saya tidak pernah merasa bapaknya TNI. Biasa saja, berpenampilan biasa seperti masyarakat. Ga pernah gagah-gagahan gituh, ngga," tutur Prasetyo.

Lies dan Prasetyo mempunyai pesan agar seluruh keluarga di Jawa Barat mempunyai landasan iman yang kuat. Prasetyo menekankan kita jangan sampai terpengaruh oleh hal negatif dari teknologi, seperti smartphone dan media sosial. Sementara dalam hidup bermasyarakat, menurut Prasetyo gotong royong masih tetap perlu dikedepankan.

"Pertama, landasan iman harus kuat. Terus jangan terpengaruh sama teknologi dan ini (smartphone). Soalnya ini handphone yang Android sekarang ini ada WA (Whatsapp) kan. Ada kejadian sedikit dimasukan (ke media sosial). Disebarin kemana-mana, masalah kecil – kayak selokan mampet difoto terus disebarkan. Padahal mampet gituh udah sendiri aja atau kerjain bareng-bareng. Jangan masalah kecil digede-gedein," pungkasnya. (dikutip Humas Kota Bogor )