Beranda >

Berita > Cegah Resiko Penyakit Tidak Menular, PNS Kota Bogor Ikuti Tes Kesehatan


12 September 2017

Cegah Resiko Penyakit Tidak Menular, PNS Kota Bogor Ikuti Tes Kesehatan

Puluhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengikuti pemeriksaan kesehatan faktor resiko penyakit tidak menular yang digelar Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor seusai rapat Briefing Staf di ruang Paseban Sri Bima, Balaikota Bogor, Selasa (12/09/2017). Pemeriksaan kesehatan tersebut diikuti Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat, Asisten Pemerintah 1, 2 dan 3, Kepala Dinas hingga Kepala Bagian di Sekretariat Kota Bogor.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bogor Lindawati mengatakan, Dinkes menginisiasi pemeriksaan kesehatan ini dalam rangka promotif dan preventif kesehatan PNS. Pasalnya, pemeriksaan kesehatan tanpa indikasi sakit seperti ini belum bisa dicover menggunakan BPJS. Padahal usia diatas 40 tahun ataupun dibawah 40 tahun yang mempunyai faktor resiko penting untuk mengetahui apakah ada indikasi gejala penyakit tidak menular. “Penyakit tidak menular yang masuk dalam lima besar itu jantung dan pembuluh darah, Penyakit Pulmonari Obstruktif Kronis (PPOK) dan asma, Diabetes Melitus (DM), penyakit metabolik dan kanker,” ujarnya.

Ia menuturkan, resiko penyakit tidak menular tersebut bisa dideteksi dengan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh. Pada pemeriksaan kesehatan ini, pihaknya melakukan pemeriksaan mulai dari tes kejiwaan melalui quesioner, wawancara riwayat penyakit, tes tekanan darah, tes IMT atau tes untuk melihat obesitas, pemeriksaan gula, kolesterol, pemeriksaan jantung, pemeriksaan paru-paru, kadar oksigen hingga HIV. “Hasil akan dilaporkan kepada Sekda secara kolektif, tapi untuk rujukannya akan diberikan kepada individunya,” terangnya.

teskesdd

Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di lingkungan Dinkes, lanjutnya, kebanyakan pegawai mengalami obesitas dan trigliserida (lemak di dalam jaringan). Obesitas dan trigliserida ini biasanya dikarenakan pola makan yang kurang baik dan kurang bergerak. Meski tidak termasuk dalam resiko penyakit tidak menular, tetapi seseorang yang obesitas beresiko terkena berbagai penyakit. Sementara Trigliserida jika dibiarkan rentan menjadi kolesterol. “Kalau Trigliserida tidak perlu minum obat, cukup melakukan aktivitas fisik saja yang dapat membakar lemak, tetapi jika sudah kolesterol harus minum obat,” jelasnya.

Linda menambahkan, terkait tes kejiwaan atau masalah kejiwaan  ini cakupannya luas tidak identik dengan sakit jiwa. Melainkan bisa dilihat dari tingkat kecemasan yang tinggi, sering pusing, sering marah-marah hingga depresi sudah masuk kedalam masalah kejiwaan. Jika masalah kejiwaan masih dalam tahap ringan bisa dicegah dengan olahraga, meningkatkan ibadah, rekreasi dan melakukan kegiatan yang disukai. “Harapan kami mudah-mudahan dari pemeriksaan ini teman-teman PNS bisa mengatahui secara dini faktor resiko penyakit tidak menular sembari mencegah, karena mencegah lebih murah dibanding mengobati,” katanya.

Sementara itu. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor Ade Sarip Hidayat mengatakan, sebagai pegawai yang harus memberikan pelayanan terbaik dan prima kepada masyarakat maka pegawai harus lebih dahulu sehat. “Akan dievaluasi perkembangan kesehatannya dan semoga tes kesehatan ini bisa sampai ke tingkat bawah juga,” jelas Ade. (fla/ismet) SZ