Beranda >

Berita > SIG PDAM Tirta Pakuan Dukung Kota Bogor Menjadi Smart City


17 September 2017

SIG PDAM Tirta Pakuan Dukung Kota Bogor Menjadi Smart City

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor terus berupaya melakukan inovasi untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Salah satunya dengan menerapkan Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS).

Aplikasi SIG ini berfungsi untuk membuat peta digital. Namun secara keseluruhan, SIG adalah perangkat yang mampu menganalisis masalah spasial secara otomatis, cepat dan teliti dengan sistem komputerisasi.

Ibarat mengurai benang kusut, PDAM membutuhkan waktu cukup lama untuk sekadar mencari titik kebocoran pipa. Petugas di lapangan harus bersusah-payah, menggali dan mengurut pipa bawah tanah. Untuk itu, PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor bertekad melakukan digitalisasi dokumen menggunakan sistem canggih, agar permasalahan teknis bisa cepat teratasi.

“Karena SIG di desain untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis objek dan fenomena dimana lokasi geografi merupakan karakteristik penting untuk dianalisis,” ujar Direktur Umum PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Rino Indira Gusniawan dalam kunjungan kerjanya ke Culemborg, Belanda, akhir pekan kemarin.

Rino memaparkan, dalam SIG, suatu objek ditentukan oleh posisi objek (x dan y) dan akan berkaitan langsung dengan atribut tematik serta data lainnya untuk keperluan analisis masuk ke dalam database. Maka itu, hampir semua bidang ilmu yang bekerja dengan informasi ke ruangan memerlukan SIG.

Di antaranya: bidang perairan, pertanian, perikanan, kehutanan, perkotaan, tambang, lingkungan, transportasi, dan lain sebagainya. Di berbagai negara maju, SIG bahkan diterapkan pada bidang sosial, perbankan, marketing, logistik, dan antropologi.

“Terlebih lagi untuk PDAM yang memiliki aset di bawah permukaan tanah. SIG sangat diperlukan mengingat data-data jaringan perpipaan dan data pelanggan merupakan salah satu aset terbesar PDAM yang berpengaruh besar dalam menunjang kegiatan operasional. Berkaitan juga dengan kinerja perusahaan dan pelayanan,” papar pria yang 10 tahun malang-melintang di dunia industri multinasional company.

Selain itu, SIG dapat digunakan sebagai alat untuk pengambilan keputusan. Salah satu contoh, SIG dapat menganalisa perhitungan mengenai skala prioritas untuk perbaikan pengaliran, penggantian pipa hingga terhitung nilai capital dan operasional.

Berbekal pengetahuan selama kunjungan ke Belanda, Rino meyakini PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor harus mulai menerapkan sistem ini. Tujuannya, untuk mendukung program menjadikan Kota Bogor sebagai Smart City, serta bertintegrasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lain di Kota Bogor.

“SIG juga dapat dimanfaatkan untuk OPD lainnya seperti, Disdukcapil, Dinas PUPR, BAPPEDA, DPMPTSP, Bapenda, dan BPKAD. Untuk Dinas PUPR misalnya SIG PUPR bisa berintegrasi dengan SIG PDAM untuk penjadwalan perbaikan jalan dan penggalian pipa PDAM,” sebut Rino.

Dengan begitu, tidak akan ada lagi kasus jalan yang baru saja diperbaiki, lalu digali lagi oleh PDAM untuk perbaikan pengaliran. “Kasus seperti itu karena tidak adanya integrasi informasi,” kata pria lulusan teknik mesin di institut sains dan teknologi nasional itu.

Kemudian, SIG pada Disdukcapil yang bisa berintegrasi dengan SIG PDAM untuk data masyarakat Kota Bogor. Integrasi inilah yang akan mendukung Kota Bogor menjadi Smart City. “Saya yakin GIS dapat diimplementasikan dengan baik tentunya dukungan semua pihak khususnya karyawan-karyawati PDAM,” ujarnya.

Selanjutnya, pekerjaan rumah (PR) pengguna adalah menjaga dan merawat data-data yang ada agar terus berkembang berdasarkan real situation. “GIS ini perlu kedisiplinan. Tidak memanipulasi data yang dimasukkan, karena bila salah, maka akan salah pula pada saat pengambilan keputusan untuk setiap permasalahan teknis di lapangan,” Pungkasnya. (Humas)