Beranda >

Berita > Usmar : Orientasi Ketahanan Pangan Kota Bogor Harus Dimodifikasi


13 Oktober 2017

Usmar : Orientasi Ketahanan Pangan Kota Bogor Harus Dimodifikasi

Sejak dahulu persoalan pertanian terutama dalam hal pemenuhan pangan menjadi problematika, sehingga Kota Bogor secara keseluruhan belum bisa menampakkan kekuatan produksi pangan. Hal itu dikatakan Wakil Wali Kota Bogor Usmar Hariman dalam pertemuannya dengan Kelompok Lumbung Pangan Masyarakat (KLPM) di Sekretariat KLPM Saluyu I Cilubang Tonggoh RT 03/01 Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Jumat (13/10/2017).

Untuk memasarkan produksi beras kepada Badan Usama Milik Daerah (BUMD) dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, Usmar menerangkan orientasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) khusus di sektor pertanian Kota Bogor tidak diproyeksikan sebagai kawasan produksi. Ini juga termasuk di dalam kesepakatan MoU antara Kota dan Kabupaten Bogor. “Jadi Kota Bogor diorientasikan bukan sebagai lumbung produksi pangan,” katanya.

Orientasi ketahanan pangan di Kota Bogor adalah mengolah hasil pangan itu sendiri. Bukan berasnya tetapi hasil olahan berasnya yang harus dimodifikasi sedemikian rupa oleh dinas terkait menjadi produk-produk yang memiliki nilai komparatif yang lebih tinggi. “Tidak lagi menjadi beras karena akan kalah captive marketnya,” terangnya. BUMD sudah memiliki sistem dan mekanismenya pun sudah sendiri. Demikian pula dengan  PNS.

Untuk Kota Bogor upaya yang dilakukan, yakni semua hasil produksi pertanian secara luas itu adalah olahan lanjutan. Bukan membeli gabah lalu digiling menjadi beras dan dijual. “Kita akan kalah harga jual dengan orang yang mempunyai lahan luas, produksi tinggi dengan tingkat efisiensi tinggi sehingga harga jual lebih bagus,” terangnya.

Dinas Ketahanan Pangan harus mampu mendiversifikasi hasil produk pertanian itu sendiri. Keunggulan komparatif yang tidak dimiliki Kabupaten sebagai lumbung produksi harus ada. Hal ini harus mendorong inovasi-inovasi agar menjadi kreatif. “Kalau kita orientasinya tradisional tidak akan melihat nilai lebih dari produksi beras yang bisa diolah menjadi beberapa produk,” ujar Usmar.

Namun demikian Usmar memberikan masukkan kepada pengurus KLPM dan Dinas Ketahanan Pangan untuk berkoordinasi dengan Bulog. Koordinasi ini dalam hal pengadaan beras Rasta di Kota Bogor.

Hadir pada pertemuan tersebut Kepala Bidang Distribusi Ketahanan Pangan Sony Gumelar, Kepala Seksi Ketahanan Pangan Arif Badrudin, Sekretaris Kecamatan Bogor Barat Wawan Sarwani, Lurah Situ Gede Dimyati, dan para pengurus KLPM se-Kota Bogor. (Tria/Hari-SZ)