Beranda >

Berita > Gerakan Literasi Sekolah Menuju Indonesia Emas 2045


09 November 2017

Gerakan Literasi Sekolah Menuju Indonesia Emas 2045

Indonesia bercita-cita melahirkan generasi cemerlang yang mampu bersaing secara global. Salah satu caranya yakni, dengan menerapkan pendidikan karakter kepada generasi muda melalui Gerakan Literasi Sekolah untuk mencetak generasi emas pada 2045.

Menurut Direktur Pembinaan SMP Kemendikbud Supriano, literasi itu penting  bagi generasi muda dalam rangka menuju Indonesia Emas tahun 2045 dan generasi emas adalah generasi yang diharapkan menjadi perintis perubahan dalam membentuk kehidupan dan peradaban bangsa yang lebih baik.

“Literasi itu memahami dan mengerti, jadi tidak hanya anak muda saja, orang tua juga perlu literasi. Literasi jangan diartikan dengan hanya membaca saja, tetapi merubah informasi yang lebih jelas kepada semua,” ujar Supriano saat mengisi Dialog Pendidikan Gerakan Literasi Sekolah “Memberdayakan Sekolah Literasi Siswa dan Kompetensi Guru” di SMPN 5 Kota Bogor, jalan Pemuda, Kota Bogor, Kamis (09/11/2017).

Selain  itu, literasi digital merupakan strategi edukasi untuk pemerataan kualitas pendidikan. Sekolah didorong untuk melaksanakan digitalisasi sekolah, salah satunya penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). Banyak dampak positif UNBK, diantaranya  berdasarkan hasil penelitian tingkat stres para siswa maupun tenaga pendidik dan pengawas menjadi berkurang, tingkat kejujuran naik dan “dosa berjamaah hilang”.

“Jika tidak diberikan literasi digital, anak-anak akan sulit menyaring informasi yang disediakan media sosial. Saat ini hal terberat yang  dihadapi pemerintah adalah merubah pola pikir (mindset) lama dengan mindset masa depan, yaitu ajarkan anak untuk berpikir terbuka dan jangan lawan perubahan (adaptif terhadap perubahan). Anak-anak yang tidak dibina akan sulit bersaing,” terangnya.

Dengan metode 4 C (Communication, Colaboration, Critical Thinking dan Creativity) kata Supriano diharapkan menghasilkan generasi muda yang memiliki karakter, karena orang sukses tidak ditentukan akademisnya, orang sukses adalah orang yang bisa menjaga keseimbangan otak kiri dan otak kanan. “Itulah kenapa kreatifitas dan inovasi lebih unggul saat ini. Karakter memiliki peran sebanyak 60 persen menentukan kesuksesan seseorang,” beber Supriano.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Fahrudin menceritakan pengalaman saat menjabat sebagai Kepala SMAN 3 Kota Bogor. Ia membiasakan anak didik dan para guru untuk membaca Al-Qur’an dan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya sebelum memulai Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) menjalankan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti, salah satunya tujuannya adalah untuk mendorong minat baca.

”Kami menyambutnya dengan antusias, karena ini kebijakan yang luar biasa. Selain itu, dukungan dari Wali Kota Bogor Bima Arya dengan mengajak anak-anak untuk ditraktir buku seusai mengikuti kegiatan literasi di Taman Ekspresi Sempur beberapa waktu lalu telah menghasilkan produk, salah satunya di SMP N 4 Kota Bogor yang membuat pupuk hasil bacaan bukunya,” katanya.

Kegiatan dialog tersebut diawali penyampaian dongeng oleh Sri Ayuni Wulandari yang  menceritakan Sasangkala Talaga Warna atau asal usul Talaga Warna. Hadir juga Kepala SMP Negeri 1 Kota Bogor Sri Sugiarto. (Humas:rabas/Ismet-SZ)