Beranda >

Berita > Bima Paparkan Konsep Pentahelix Dalam Pembangunan Ramah Lingkungan


15 November 2017

Bima Paparkan Konsep Pentahelix Dalam Pembangunan Ramah Lingkungan

Wali Kota Bogor Bima Arya memenuhi undangan dari Miguel Arias Canete, Anggota Komisi Eropa (European Commision) untuk menjadi pembicara yang mewakili kota-kota di Asia bersama beberapa walikota yang mewakili Eropa, Afrika dan Timur Tengah di European Union Pavillion - COP23 Bonn, Jerman. Senin (13/11/2017).

Dalam sesi yang bertajuk "Global Covenant of Mayors for Climate and Energy" ini, Bima menyampaikan bagaimana kota-kota di Asia, khususnya Asia Tenggara fokus dalam pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan, oleh karenanya peran komunitas internasional seperti Uni Eropa dapat membantu upaya ini. 

Bima juga memaparkan bagaimana kota Bogor melakukan upaya-upaya pengendalian dan perubahan iklim, seperti program transportasi umum massal.

Selain itu, Bima juga menjelaskan bagaimana peran semua pihak, termasuk parlemen kota (DPRD) membantu program pengendalian iklim disuatu kota.

Masih di hari yg sama, Bima berbicara mengenai road map to green city, mainstreaming climate action. Atas undangan dari Prof Rachmat Witoelar, Kepala unit khusus presiden untuk pengendalian dan perubahan iklim (UKP-PPI) RI di Pavillion Indonesia - COP23 Bonn.

Bima yang merupakan delegasi RI, adalah satu-satunya walikota di Indonesia yang diminta oleh Ketua UKP-PPI untuk berbagi pengalaman dalam upaya pengendalian dan perubahan iklim pada sesi "Mainstreaming Climate Change Into Urban Development Plan".

Bima menyampaikan aksi pengendalian dan perubahan iklim global harus dimulai dari kota, bersinergi bersama dengan pemerintah diatasnya, baik provinsi maupun nasional. Aksi yang dimulai dari kota dipandang lebih efektif dalam percepatan pencapaian target-target perjanjian paris (Paris Agreement) yang saat ini sedang dibahas oleh negara-negara para pihak dalam sidang UNCCC - COP23 Bonn.

Khusus pada sesi ini, ia menjelaskan mengenai peran pemerintah, pelaku usaha, komunitas, akademisi dan media atau yg biasa disebut "Pentahelix" ini bersinergi dalam proses pembangunan, termasuk pengendalian dan perubahan iklim di kota Bogor.

Ia meyakini Pentahelix ini menjadi cara yang tepat untuk mengikat semua pihak dalam pembangunan berwawasan lingkungan, juga memberikan langkah-langkah terobosan dalam mengatasi keterbatasan dana dan sumber daya manusia di pemerintah daerah. (Humas)