Beranda >

Berita > BPPT Hibahkan Rumah Contoh Darurat Bencana


17 November 2017

BPPT Hibahkan Rumah Contoh Darurat Bencana

Badan Penelitian dan Pengkajian Teknologi (BPPT) menghibahkan rumah contoh darurat bencana kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor. Serah terima rumah contoh tersebut disaksikan langsung Wali Kota Bogor Bima Arya di Kampung Muara Kidul. RW 11, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jumat (17/11/2017).

Bima mengatakan, Kelurahan Pasir Jaya adalah Kelurahan dengan atensi khusus. Banyak intervensi yang dilakukan Pemkot Bogor di wilayah ini. Namun persoalan yang paling mengintai dalam keseharian warga disini adalah bencana dan ini merupakan tipikal dari Kelurahan yang ada di Kota Bogor. “Ketika ada bencana agak kesulitan memberikan bantuan ke warga, terutama terkait hunian sementara. Kemudian mereka di kontrakan dulu sementara. Meskipun pada saatnya mereka tidak mau dan lebih memilih menumpang di rumah saudaranya yang dekat,” kata Bima.

Rumah contoh darurat ini menjadi salah satu opsi. Walaupun judulnya darurat tetapi terlihat kuat sampai 15 tahun. Bima menyebutkan, ada tiga tahapan pada rumah contoh ini. Pertama memastikan dalam proses uji coba ini sesuai dengan hitung-hitungannya dalam aspek teknologinya. “Jadi pertama memastikan bahwa semua berjalan baik sesuai dengan yang diharapkan,” terang Bima.

Tahapan kedua, yakni kembali ke tujuan awalnya rumah ini dipergunakan untuk hunian sementara. Dalam hal ini BPBD Kota Bogor harus berkoordinasi dengan Camat dan bagian pemerintahan untuk mencari lahan terutama di titik-titik yang dekat darurat bencana. “Paling tidak dalam satu Kecamatan ada satu lokasi untuk membangun rumah darurat bencana seperti ini. Kami minta dari sekarang mulai dikomunikasikan supaya rumah ini ada gunanya,” jelasnya.

Ketiga, lanjut Bima. pihaknya sedang menguji rumah contoh ini sejauh mana kekuatannya. Ketika sudah teruji kemudian konsepnya akan berkembang untuk diaplikasikan ke kebutuhan yang lain. “Barangkali konteksnya kebutuhan kita untuk mengatasi persoalan permukiman yang layak bagi warga. Jadi tahapan ketiga menurut saya yang paling menarik, yakni menyesuaikan dengan kebutuhan yang lain dan untuk mengembangkan kreasi,” sebutnya.

Bima berharap selama masa uji coba ini bisa dimanfaatkan dan diketahui kelayakannya. Bahkan bisa dikembangkan inovasi dan kreasinya. Tidak terbatas pada kebutuhan bencana tetapi untuk kebutuhan yang lainnya. (Tria/Indra-SZ)