Beranda >

Berita > Keteladan Guru Jadi Faktor Utama Membangun Karakter Anak


25 November 2017

Keteladan Guru Jadi Faktor Utama Membangun Karakter Anak

Membangun pendidikan karakter melalui keteladan guru menjadi tema Hari Guru Nasional (HGN) ke-23 yang tepat jatuh pada Sabtu (25/11/2017). Upacara peringatan HGN digelar di Lapangan Gor Pajajaran, Jalan Pemuda, Kota Bogor yang diikuti ribuan peserta baik dari guru maupun siswa. Semua peserta dengan khidmat mengikuti rangkaian kegiatan yang dipimpin Wali Kota Bogor Bima Arya sebagai inspektur upacara.

Bima mengatakan, tema HGN 2017 ini juga erat kaitannya dengan Implementasi Peraturan Presiden Nomor 87/2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter yang memiliki makna guru sebagai sosok utama dalam satuan pendidikan. Mereka memiliki tanggung tanggung jawab membentuk karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir dan olah raga.

“Urgensi penguatan karakter semakin mendesak seiring dengan tantangan berat di masa depan. Sebab peserta didik saat ini merupakan calon generasi emas indonesia di 2045 yang harus memiliki bekal jiwa pancasila,” ujarnya saat sambutan.

Penguatan karakter siswa, lanjut Bima, terlebih dahulu harus diperankan guru dengan menjadi orang yang berarti sekaligus sumber keteladanan bagi siswa. Tak ayal, momentum HGN ini harus pula dijadikan sebagai refleksi bagi guru apakah sudah cukup profesional dan teladan bagi siswanya. Namun, disisi lain juga refleksi bagi siswa apakah sudah cukup memuliakan guru-guru yang telah mendidik dan membentuk karakter bangsa.

“Bagi pemerintah HGN menjadi titik evaluasi strategis bagi pengambilan kebijakan. Mengingat masih banyak persoalan guru yang belum sepenuhnya diatasi. Maka, kebijakan-kebijakan yang sedang dan akan dilaksanakan harus membuat guru lebih kompeten, profesional, terlindungi dan sejahtera,” tuturnya.

Dirinya menambahkan, kesejahteraan guru berupa pemberian tunjangan profesi bagi guru yang bersertifikat, tunjangan khusus bagi guru yang mengabdi di daerah serta guru yang memiliki keahlian ganda terus menjadi perhatian. Perhatian Pemerintah Daerah lewat pemberian tunjangan tambahan atau terobosan kebijakan inovasi kepada para guru juga akan sangat dihargai. “Upaya pemerintah pusat ada batasnya tapi melalui kebijakan pemerintah daerah Alhamdulilah banyak hal bisa diatasi,” imbuhnya.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Fahrudin mengatakan, mengukur keteladanan guru di Kota Bogor yang jumlahnya mencapai 10 ribu menurutnya sudah cukup bagus dan baik. Meski begitu untuk penyimpangan guru sekecil apapun itu tetep harud jadi perahtian. Dan setiap ada kejadian apapun di luar kota menjadi pengingat bagi-guru di Kota Bogor.

“Saya selalu ingatkan guru jika sedang emosional sebaiknya menghindari anak-anak, berwudhu dan setelah redam baru kembali ke anak-anak. Tugas guru memang berat membutuhkan kesabaran dan keikhlasan yang berbeda dengan profesi lain,” terangnya.

Terkait tunjangan guru, ia menjelaskan, Pemerintah Kota Bogor sudah menganggarkan dana Rp 4 Miliar untuk honor guru K2 di Kota Bogor. Anggaran tersebut diluar dari dana Bos yang setiap bulan diberikan Rp. 500 ribu sampai Rp 600. Tak hanya itu, di 2018 mendatang Disdik juga akan memberikan tunjangan sebesar Rp 200 ribu perbulan baru 750 guru PAUD di Kota Bogor.

“Jadi untuk mengupgrade kompotensi guru itu dilakukan dari berbagi sisi. Dari pelatihan, menyediakan beasiswa bagi guru-guru paud dan melalui tunjangan. Walaupun sifatnya hanya membantu Pemkot sudah memerhatikan lebih serius kesejahteraan guru lewat APBD,” pungkasnya. (fla/indra-SZ)