Beranda >

Berita > Gerakan Seniman Masuk Sekolah Libatkan 50 Maestro Seniman


07 Desember 2017

Gerakan Seniman Masuk Sekolah Libatkan 50 Maestro Seniman

Lagu Bogor Kota Kesayangan yang dinyanyikan puluhan siswa/siswi SD Negeri Polisi 4 dengan pakaian tradisional menjadi pembuka dari Pagelaran Seni Pertunjukan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) di Gedung Kemuning Gading, Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Kamis (07/12/2017).
Tak hanya paduan suara, tarian tradisional sunda, puisi sunda dan lainnya turut ditampilkan siswa/siswi dari tiga sekolah di Kota Bogor. Yakni SD Negeri Polisi 4, SMP Negeri 3 Bogor dan SMA Negeri 2 Bogor.


Anggota tim perumusan Balai Bahasa dan Kesenian Provinsi Jawa Barat Deni Herdiansah mengatakan, pagelaran hari ini merupakan hasil dari 27 kali pertemuan seniman di sekolah. Khusus di Kota Bogor sendiri tiga sekolah yang ditunjuk dilatih langsung seniman asal Kota Bogor, salah satunya Seniman Ade Suarsa. “Jadi kan dari Kemendikbud menunjuk 10 Provinsi salah satunya Provinsi Jabar. Dari Provinsi ditunjuk 50 sekolah di 14 kota/kabupaten di Jawa Barat. Satu sekolah itu satu seniman jadi total ada 50 seniman yang terlibat di GSMS,” ujarnya.


Seniman yang terlibat di GSMS, lanjutnya, merupakan para seniman atau maestro yang karyanya sudah dikenal. Mulai dari pelukis cat air yang sudah pameran di luar negeri Dodo Abdullah, Maestro Tari Irawati Durban, seniman  teater lokal Sunda Dadi P. Subrata, Penari Topeng dari Cirebon Wangi Indriya serta seniman muda yang sudah menampakkan karier dan karyanya M. Malik, Maestro angklung Ari Sungkawan yang sudah melatih anklung di Jepang selama 15 tahun. “Nah, yang menarik dari Bogor seniman yang terlibat dan masuk ke sekolah dari seniman lokal asli Kota Bogor yang juga sudah terdengar gaung karyanya. Dan hal itu yang memang di inginkan,” jelasnya.

senitari2


Ia menjelaskan, program GSMS dari Kemendikbud ini pada dasarnya menargetkan pendidikan karakter Bagus siswa di tengah abad kompetensi menuju kompetisi. Salah satu caranya dengan penguatan karakter melalui seni budaya, dan kearifan lokal, yang dapat mengajarkan kemampuan emosional dan intelektual sehingga pendidikan karakter bisa tumbuh.


Tak hanya pendidikan karakter, dari GSMS banyak seniman lokal yang sudah berkarya tetapi belum banyak dikenal masyarakat atau yang biasanya hanya dari panggung ke panggung atau pameran ke pameran unjuk gigi sekaligus memberikan sumbangsingnya kepada sekolah.
“Harapan kami masyarakat bisa mengenal kesenian daerahnya masing-masing jangan sampai melupakan akar budayanya. Karena di tengah demam mendsos saat ini bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan kesenian budaya dan kearifan lokal,” jelasnya.


Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor Shahlan Rasyidi mengatakan, kegiatan pertama kali ini sangat luar biasa bagus mengingat pentingnya pelestarian dan pengembangan seni kearifan lokal di Kota Bogor. Kegiatan seperti ini juga diharapkan dapat membuat anak-anak lebih mencintai kesenian dari kearifan lokal yang juga dapat mengasah pendidikan karakter.“Disparbud sangat terbantu dengan adanya GSMS ini. Kami berharap kementerian bisa terus mendorong perkembangan kesenian ditengah gencarnya game dan kebudayaan dari luar dan kegiatan ini bisa berlanjut setiap tahun,” pungkasnya. (fla/ismet-SZ)