Beranda >

Berita > HAB 2018, Kemenag Ajak Semua Menjadi Duta Kedamaian


02 Januari 2018

HAB 2018, Kemenag Ajak Semua Menjadi Duta Kedamaian

Momentum Hari Amal Bakti (HAB) ke-72 Kementerian Agama (Kemenag) Tahun 2018, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak semua Aparatur Sipil Negara (ASN) dan seluruh komponen umat beragama di tanah air agar bersama-sama menjadi duta penebar kedamaian.

Hal ini disampaikan Wali Kota Bogor Bima Arya saat membacakan sambutan Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin saat upacara Hari Amal Bakti (HAB) Kementerian Agama Ke-72 Tingkat Kota Bogor di Madrasah Aliyah (MA) Negeri 2 Kota Bogor, jalan Pajajaran, Rabu (03/01/2018) pagi.

”Kalaulah belum sanggup mengatasi pertentangan dengan seruan damai setidaknya marilah mendamaikan diri sendiri dari nafsu angkara murka, berprasangka buruk dengan menjadi duta perdamaian,” kata Bima.

Bima menjelaskan, 3 Januari merupakan hari yang paling membanggakan bagi keluarga besar Kementerian Agama, karena tepat 72 tahun lalu Kementerian Agama berdiri dan Indonesia mengukuhkan sebagai negara pertama yang memiliki kementerian di bidang agama. “Kementerian Agama bertugas sebagai pengawal Pancasila yang mengandung nilai-nilai agama dan mencerminkan jati diri bangsa Indonesia,” tuturnya.

Dia menyebutkan, Sila ke-1 sebagai jantung kebangsaan, tempat bertemunya semangat  beragama dan cinta tanah air. Sila ke-2 berintikan ajaran universal semua agama dalam menghargai jiwa, kehormatan dan kehidupan setiap manusia, sila ke-3 bermakna ikatan bangsa yang merajut keberagaman dan keber-agama-an masyarakat Indonesia, sila ke-4 mewujudkan pada sistem demokrasi khas Indonesia dan sila ke-5 diterjemahkan dalam kebijakan menggerakan segenap sumberdaya demi perbaikan nasib dan peningkatan kesejahteraan masyarakat secara merata.

Tugas tersebut kata Bima semakin berat dengan tantangan pada masa kekinian yang cepat berubah, tuntutan publik semakin tinggi, terbuka dan spontan. Sehingga diperlukan sikap yang tepat dan cerdas untuk meresponnya. “Jadi kita tidak boleh lagi bekerja dengan kacamata kuda yang minim kepedulian, Dengarlah aspirasi, latihlah kepekaan agar dapat memahami persoalan rill masyarakat sehingga dapat menentukan prioritas kerja. Dalam bahasa agama langkah ini dikenal taqadimul aham min almuhim, dahulukan yang terpenting daripada yang penting,” jelasnya.

Selanjutnya prestasi yang berhasil diraih harus diimbangi dengan perubahan mental, cara berpikir dan budaya kerja yang baik. 5 nilai budaya kerja harus terus terintenalisasi disamping prinsip bersih dan melayani harus senantiasa dijunjung tinggi.

Diakhir Bima menyampaikan pesan Menteri Agama agar memaknai bekerja sebagai ibadah, bekerja melayani masyarakat sebagai sebuah kehormatan, mari jalankan pengabdian dengan sikap amanah dan penuh keikhlasan serta jangan sekali-kali mempermainkan jabatan. ”Sebagai hamba Tuhan Yang Maha Esa kita semua sadar panggilan Tuhan adalah panggilan terbesar. Maka yakinlah tugas melayani sesama masyarakat sesuai fungsi dan tanggung jawab pada hakikatnya pengejawantahan dan manifestasi panggilan Tuhan Yang Maha Esa,” pungkasnya. (humas:rabas/indra-SZ)