08 Januari 2018
Pemkot Bogor Bentuk Forum Bersama Menuju Kota Ramah Keluarga
Hasil riset yang dilakukan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (IPB) menunjukkan tingkat tindakan kenakalan remaja khususnya siswa SMA di Kota Bogor lebih tinggi bila dibandingkan dengan Kabupaten Bogor.
Kenakalan remaja ini sendiri mulai dari tawuran pelajar, narkoba, kecanduan game online, minuman keras, narkoba hingga pornografi. Tak ayal, hal tersebut menjadi keprihatinan dari IPB dan tentunya Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dengan membentuk Forum Bersama Menuju Kota Bogor Ramah Keluarga.
Dosen Perkembangan Anak dan Keluarga di Fakultas Ekologi Manusia IPB Dwi Hastuti mengatakan, riset penelitian anak dan keluarga dari IPB ini dilakukan kepada anak-anak SMA yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor. Pada saat tahap rencana sosialisasi hasil riset akan dilakukan, Wali Kota Bogor Bima Arya merespon penelitian ini agar cakupannya lebih diperluas ke stakeholder lainnya dengan membentuk Forum Bersama menuju Kota Bogor Ramah Keluarga.
“Jadi tidak hanya pemikiran dari IPB saja, tetapi dari kampus lainnya seperti UNB, UIKA, Unpak dan dinas terkait untuk ikut memikirkan apa yang terjadi terhadap anak dan keluarga di Kota Bogor terutama yang sangat memprihatinkan perilaku remajanya,” ujarnya seusai Forum Bersama di Paseban Sri Bima, Balaikota Bogor, jalan Ir. Juanda, Kota Bogor, Senin (8/01/2018).
Menurutnya, keprihatinan ini menjadi sebuah gerakan kebaikan di Kota Bogor dengan melakukan aksi bersama dengan Tim Penggerak PKK Kota Bogor untuk mensosialisasikan hal ini hingga ke level masyarakat bawah. Jangan sampai kesadaran dan kepedulian ini hanya berhenti di forum atau rapat saja, namun malah tidak tersampaikan ke masyarakat atau keluarga. Mengingat saat ini Kota Bogor sudah mendapatkan predikat Kota Ramah Anak.
“Aksi ini harus berlapis kalau ini disampaikan lewat kader-kader efeknya akan terasa. Sehingga muncul pengetahuan masyarakat untuk sadar kalau anak dan keluarga harus dilindungi,” katanya.
Kepala Disdik Kota Bogor Fahrudin mengatakan, terkait karakter atau perilaku anak-anak pendidikan keluarga atau orangtua menjadi yang sangat penting dan utama, sebab menjadi pengaruh besar bagi perilaku anak-anak. “Program Disdik di 2018 ini dilakukan melalui penguatan kemitraan di satuan pendidikan menuju Bogor kota ramah keluarga dengan sinergi pendidikan di sekolah, keluarga dan masyarakat,” terangnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, empat tahun menjalankan amanah menjadi wali kota ia menyimpulkan bahwa semua pembangunan bergerak untuk keluarga. Maka, menurutnya Pemkot Bogor harus memiliki kerangka konsep pembangunan keluarga yang jelas. Selain itu, pemerintah juga tidak bisa melakukannya sendirian perlu berkoordinasi dengan semua lini, salah satunya kampus.
“Saya akan fokus dengan tema sentral untuk mewujudkan Bogor kota ramah keluarga, karena ada dimensi keluarga ini mencakup juga pada ekonomi, pendidkan, kesehatan dan spiritual,” pungkasnya. (fla/indra-SZ)
- Berita Terkini
- Hari pertama bertugas, Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari mengawali aktivitasnya berkeliling kantor perangkat daerah yang berada di bawah Se
- Ketua tim pembentukan Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Syarifah Sofiah membuka seleksi Paskibraka Tahun 2024 tingkat Kota Bogor di Paseban Sri Bad
- Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari menerima simbolis kunci rumah dinas dan beberapa kunci mobil dinas dari Wali Kota Bogor periode 2014-2024
- Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin resmi melantik Pj Wali Kota Bogor, Hery Antasari di Gedung Sate Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, Sa
- Usai Final Speech di Lapangan Sempur, Wali Kota Bogor, Bima Arya didampingi Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Rena Da Frina menyempatkan diri meninjau pro