Beranda >

Berita > Kondusifitas Sosial Politik Modal Dasar Berbangsa dan Bernegara


15 September 2018

Kondusifitas Sosial Politik Modal Dasar Berbangsa dan Bernegara

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan, kondusifitas sosial politik merupakan modal dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, Kang Emil sapaan akrabnya mengajak semua warga Jawa Barat untuk terus menjaganya.

Hal ini disampaikannya dihadapan para jamaah usai melaksanakan sholat shubuh berjamaah di Masjid Al Mi’raj, jalan Pajajaran, Kota Bogor, Sabtu (15/09/2018) pagi.

Dikatakannya, beberapa bulan kedepan kampanye Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 akan segera dimulai.

“Saya titip kepada semua untuk berbicaralah yang baik atau diam, postinglah yang positif atau tahan. Kami ingin apapun yang terjadi di negeri ini tidak boleh ada perpecahan yang mengganggu sila ketiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia,” pesan Kang Emil.

Kang Emil merasa bersyukur, selama pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2018 di Jawa Barat tidak ada kaca pecah maupun peluru yang lepas dari larasnya, semua berjalan lancar.

Dirinya berharap hal serupa terjadi saat Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019. Perbedaan yang ada jangan sampai memecah belah dan semua warga, rakyat Indonesia adalah saudara.

“Lisan dan tulisan merupakan kuncinya. Kurangi dan hindari lisan maupun tulisan yang menyakiti, memancing emosi atau amarah dan membuat kebencian orang lain berkobar,” tuturnya.

Sejarah mengajarkan dan mengingatkan, banyak bangsa-bangsa besar yang bubar akibat tidak memiliki komitmen terhadap persatuan. Contohnya, Rusia yang dulu dikenal sebagai Uni Soviet atau Yugoslavia yang akhirnya pecah menjadi beberapa negara.

“Tidak hanya bubar, bahkan ada beberapa negara yang dicabut nikmat berbangsa dan bernegaranya karena perselisihan antar satu dan yang lainnya. Tidak bisa selfie, tidak bisa Car Free Day bahkan sulit untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah,” ujar Kang Emil.

Kang Emil menegaskan jangan sampai hal tersebut terjadi di Indonesia. Ia mengajak semua untuk bersyukur karena Indonesia diberi keberkahan oleh Allah SWT berupa perdamaian.

Sejarah mencatat orang Indonesia tidak bisa dikalahkan jika bersatu, kekalahan yang dialami disebabkan Devide Et Impera (politik pecah belah atau politik adu domba). Dan bibit-bibit tersebut saat ini muncul di handphone-handphone yang menyebarkan isu-isu menyesatkan dan memprovokasi. “Ini adalah tantangan-tantangan yang sedang dihadapi,” tegasnya.

Untuk menangkal hal tersebut, Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat telah mempersiapkan program-program yang berbasis teknologi digital, diantaranya dakwah digital yang melibatkan para ulama dengan memberikan masukan kontennya, zakat digital dan yang lainnya. (Humpro :rabas/indra-SZ)