Beranda >

Berita > Donasi Bogor untuk Lombok Rampung, Gairahkan Kembali Asa Siswa Sembalun


04 November 2018

Donasi Bogor untuk Lombok Rampung, Gairahkan Kembali Asa Siswa Sembalun

Asa warga desa Sembalun, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai terpancar. Hal tersebut seperti rombongan aksi ‘Bogor untuk Lombok’ rasakan saat menginjakan kakinya kembali di desa tersebut pada Jumat (2/11/2018).

Pasca gempa dahsyat yang mengguncang Lombok, beberapa waktu lalu, sejumlah fasilitas mengalami kerusakan parah, mulai dari tempat tinggal, layanan publik hingga sekolah.

Duka tersebut dirasakan pula oleh warga Bogor, tak terkecuali Walikota Bogor Bima Arya. Lewat gerakan ‘Bogor untuk Lombok’, warga kota hujan melakukan aksi penggalangan dana. Acara yang dipusatkan di Balaikota Bogor itu mengumpulkan donasi sekitar Rp512 juta yang dikumpulkan dari para pelaku usaha, pelajar dan warga Bogor lainnya.

Dan kemarin, Bima Arya datang kembali ke desa Sembalun yang berada di kaki Gunung Rinjani untuk melihat penyaluran donasi. Donasi tersebut diarahkan untuk pembangunan ruang kelas.

“Saya mewakili warga Bogor, mudah-mudahan ini memberikan manfaat. Karena kita ingin, saudara-saudara kita ini bisa terus mengejar mimpinya, menjemput masa depan dan terus belajar,” ungkap Bima Arya di sela peresmian 6 ruang kelas di SDN 2 Sajang, Desa Sembalun, Lombok Timur, Jumat (2/11/2018).

Di tempat yang sama, Wakil Bupati Lombok Timur, Rumaksi, memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada warga Bogor yang telah menunjukan kepeduliannya kepada warga Lombok Timur.

“Ini sangat luar biasa. Seperti yang kita lihat sekarang ini, bantuannya sangat dirasakan betul apalagi bagi anak-anak yang bersemangat kembali bersekolah,” ujar Rumaksi.

“Hutang uang bisa kita bayar, hutang budi kita hanya bisa balas dengan doa. Tidak ada kata lain yang bisa kita berikan kepada Warga Bogor. Mewakili warga Lombok Timur, kami ucapkan terimakasih yang tulus untuk warga Bogor. Semoga di kuatkan imannya , dibanyakkan rezekinya, dipanjangkan umurnya,” tambahnya.

Sementara itu, Tim Supervisi Bogor untuk Lombok Ferro Sopacua, menjelaskan pembangunan 6 ruang kelas ini dilakukan selama 20 hari melibatkan 10 orang dengan 6 tenaga ahli.

“SDN 2 Sajang dipilih berdasarkan data dari Dinas Pendidikan Lombok Timur sebagai sekolah terdampak yang belum disentuh bantuan,” ujar Ferro.

Dipaparkan Ferro, dipilihnya material bambu dan kayu sebagai bahan pembangunan ruang kelas karena dinilai lebih tahan lama dan mudah perbaikannya. “Serta dipastikan konstruksi bangunan tahan gempa,” terangnya.

Bagi Ferro, merampungkan SDN 2 Sajang sangat membahagiakan. Terlebih selama proses pengerjaan, dirinya sering mendapatkan apresiasi dari pihak sekolah. “Bahkan saat peresmian oleh Kang Bima Arya, banyak siswa yang menitikan air mata. Rasanya terbayarkan kerja tim saat itu,” pungkasnya. (Humpro: adt/pri)