Beranda >

Berita > Temu Investor 2019, Membangun Kemitraan Usaha dan Pertumbuhan Investasi


18 Desember 2019

Temu Investor 2019, Membangun Kemitraan Usaha dan Pertumbuhan Investasi

Dalam meningkatkan kapasitas usaha dan membangun jaringan kemitraan antara pelaku usaha ekonomi kreatif di Kota Bogor dengan para pelaku besar, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) menggelar Temu Investor 2019 “Membangun Kemitraan Usaha Untuk pertumbuhan Investasi di Kota Bogor” di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Rabu (18/12/2019).

Saat membuka acara, Wali Kota Bogor, Bima Arya membeberkan data statistik Kota Bogor mulai dari pertumbuhan ekonomi yang pertumbuhannya di atas pertumbuhan ekonomi Jawa Barat bahkan nasional, yakni 6 persen dan APBD Kota Bogor.

“Pertumbuhan ekonomi Kota Bogor sangat baik dan APBD Kota Bogor sangat sehat. Ini berbeda dengan daerah lain yang sangat bergantung dengan pemerintah pusat,” katanya.

Pada tahun 2014, Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp 400 Miliar. Bahkan, setiap tahun mengalami peningkatan sebesar Rp 100 Miliar dan tahun 2020 ditagerkatkan Rp 1 Triliun.

“Jika dilihat dari persentase angka PAD terhadap pendapatan, PAD Kota Bogor sangat sehat dan dari tahun ke tahun sistem ekonomi Kota Bogor semakin kokoh,” jelasnya.

Bima Arya menambahkan, Kota Bogor memiliki modal strategis dalam bentuk kedekatan dengan Ibu Kota DKI Jakarta dan secara demografis memiliki kekuatan karakter yang luar biasa dengan keberadaan Istana kepresidenan, Kebun Raya Bogor. Bahkan dalam sejarah Kota Bogor merupakan pusat kerajaan sunda Pajajaran 537 tahun lalu.

“Banyak wilayah di sekitar Jakarta tidak memiliki karakter dan berkembang karena pengembang sehingga menjadi kota arti parsial. Kota Bogor tidak seperti itu, kita punya tradisi mengakar yang kokoh sebagai ibu kota kerajaan Sunda Pajajaran. Untuk itu, berdasarkan masukan para ekonom, kita diminta untuk menjaga dan menguatkan potensi yang kita miliki,” kata Bima Arya.

Ia mengajak para stakeholder untuk fokus pada upaya membangun kolaborasi agar bergerak bersama dalam perspektif memberikan keuntungan.

Selain menjelaskan modal dan potensi yang dimiliki Kota Bogor, Bima juga membeberkan persoalan perlambatan ekonomi dampak Trade War (perang dagang) antara Amerika dan Cina hingga isu resesi dunia, termasuk tantangan yang dihadapi berupa infrastruktur dan kultur.

”Untuk kultur warga berupa hospitality. Saya melihat Jogja itu dahsyat, macetnya tidak jauh beda dengan Kota Bogor, namun mereka memiliki hospitality, service yang diberikan warganya mulai dari tingkatan yang dibawah hingga yang di atas bintang lima,” ujarnya

Di akhir sambutan, Bima Arya menerangkan program penataan yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, mulai dari transportasi, infrastruktur hingga penataan kawasan.

Kepada para investor, Bima Arya juga mengajak untuk menyempurnakan konsep yang dimiliki Kota Bogor melalui gagasan dan konsep manajemen modern dengan melibatkan warga.

Sebelumnya, Kepala DPMPTSP Kota Bogor, Denny Mulyadi menjelaskan, tujuan acara ini dalam rangka mendorong investasi besar untuk bermitra dengan UMKM Kota Bogor, melakukan inisiasi dan fasilitasi penguatan kemitraan dan kolaborasi melalui berbagai inovasi di bidang pemasaran permodalan serta pelatihan SDM.

Turut hadir, Kepala Tim Ekonomi Keuangan dan Moneter perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Achmad P .Subarkah, Direktur Akses Non Perbankan dari Badan Ekonomi Kreatif, Syaifullah, Kepala Sub Direktorat Pembinaan dan Penyuluhan, Direktorat Pemberdayaan dan Penyuluhan Modal, Khusnul Khotimah serta Ketua KADIN Kota Bogor, Erik Suganda.

Pada kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan perjanjian kerja sama antara pelaku UMKM Kota Bogor dengan sektor swasta diantaranya Nata Puding dengan Hotel Royal Pajajaran dan Hotel Royal Juanda serta Goodie bag Tulip, minuman rempah-rempah dan makanan ringan dengan pelaku usaha 212 Mart. (Humpro:rabas/indra-SZ)