Beranda >

Berita > Pemkot Bogor Luncurkan Pedoman PJJ dan Sediakan WiFi Publik di 797 RW se-Kota Bogor


21 September 2020

Pemkot Bogor Luncurkan Pedoman PJJ dan Sediakan WiFi Publik di 797 RW se-Kota Bogor

Pemerintah Kota Bogor menyediakan layanan internet melalui konektivitas WiFi yang bisa diakses secara gratis oleh para pelajar di 797 titik se-Kota Bogor, Senin (21/9/2020). Dalam launching yang dilakukan secara simbolis oleh Wali Kota Bogor Bima Arya dan Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto tersebut turut diperkenalkan Pedoman Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dan juga konten yang bisa dimanfaatkan oleh para guru.

Dalam kesempatan tersebut, Bima Arya dan Atang Trisnanto berkesempatan meluncurkan program di RT 04 / RW 16, Tegal Gundil, Bogor Utara. Hadir pula Pendiri Pusat Riset Pendidikan Masa Depan Monika Irayati, CEO Kelas Pintar Fernando Ufie dan Vice President Head of West Regional PT Indosat Tbk Adrian Lubis.

Tak hanya di titik itu, dilakukan pula seremoni serentak di 49 titik lainnya oleh Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim bersama seluruh anggota DPRD Kota Bogor.

Menurut Bima Arya, tantangan terbesar yang sedang dihadapi adalah menyelamatkan anak-anak dari bahaya Covid-19 lewat penerapan PJJ. “Kesehatannya, pendidikannya, keluarganya, itu harus lebih diperhatikan. Sehingga kami berkolaborasi untuk menjawab persoalan-persoalan itu,” ungkap Bima Arya.

Bima menambahkan, ada sejumlah persoalan dalam penerapan PJJ, seperti persoalan akses wifi yang tidak merata, kemampuan untuk membeli kuota internet dan terkait dengan materi pembelajaran lewat konten-konten yang inovatif.

“Karena dukungan teman-teman dewan ini bisa terwujud. Jadi persoalan akses ini kita coba pecahkan dengan memasang 797 titik akses wifi di seluruh Kota Bogor per RW dengan data yang disinkronkan di Dinas Pendidikan, data di Bagian Pemerintahan dan data dari teman-teman dewan,” jelasnya.

Bima menyebut program tersebut dengan paket three in one (3 in 1). “Dan yang juga spesial ada kolaborasi antara Pusat Riset Pendidikan Masa Depan dan Kelas Pintar untuk menyusun pedoman dan konten pembelajarannya. Jadi, bukan hanya disiapkan koneksinya saja, tapi kontennya juga kita bantu. Mereka kolaborasi, ini ada pedomannya, silahkan bagaimana cara PJJ ini harus maksimal,” ujar Bima.

Bima Arya juga meminta aparatur wilayah untuk membantu memantau jalannya PJJ di titik-titik yang sudah disediakan jaringan wifi agar tidak terjadi kerumunan saat pelajar mengakses wifi secara bersamaan.

“Ini basisnya RW. Yang jadi PR ke depan, kita harus pastikan di titik-titik itu semuanya berjalan dengan protokol kesehatan. Anak-anak ini bisa berkumpul di satu titik dengan protokol kesehatan dan dipandu oleh orangtuanya. Jadi bukan memindahkan kerumunan, tapi aksesnya. Dinas Kominfo juga nanti akan pantau terkait dengan stabilitas koneksinya,” tandas Bima.

Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto mengatakan bahwa program ini merupakan jawaban atas apa yang menjadi permintaan warga. “Kita juga sama-sama berpikir bahwa ketika dunia pendidikan hari ini mengalami masalah, kita membayangkan sekian tahun yang akan datang ini juga akan ada masalah baru ketika masalah ini tidak diselesaikan,” kata Atang.

“Sehingga salah satu hal yang kemudian kita sepakati adalah memberikan layanan internet publik gratis di tiap RW untuk tahap pertama ini. Dan kita berharap bahwa dengan adanya kolaborasi, konten yang disediakan Kelas Pintar dan juga pedoman dari Pusat Riset Pendidikan Masa Depan, kita berharap ini masalah-masalah ini bisa diselesaikan. Kita juga berharap bahwa nanti kita bisa menemukan satu pola yang kemudian bisa disempurnakan, baik dalam sisi teknis maupun sistematikanya,” tambahnya.

Anggaran yang dikucurkan untuk merealisasikan program ini ini sebesar Rp2 miliar dari Biaya Tak Terduga (BTT) yang dilakukan pergeseran dari anggaran murni. “Kita punya anggaran BTT cukup besar, kita akan alihkan untuk hal-hal seperti ini di tengah pandemi. Saya kira nanti dalam perjalannya akan kita lihat dan akan kita evaluasi apa permasalahan dan kemudian juga apa saja yang menjadi kebutuhan, tentu nanti akan kita rumuskan kembali untuk kemudian bisa kita selesaikan,” jelas Atang.

Sementara itu, CEO Kelas Pintar Fernando Ufie mengatakan, sangat bangga bisa ikut terlibat dalam kolaborasi untuk mempermudah warga dalam aktivitas pembelajaran jarak jauh. “Dalam hal ini Kelas Pintar memberikan layanan atau komitmennya untuk menyediakan konten dari kelas 1 hingga kelas 12. Dan pedomannya sendiri dibangun oleh Pusat Riset Pendidikan Masa Depan. Kita saling kolaborasi di sini,” ujar Fernando.

Menurutnya, konten yang dibawa oleh Kelas Pintar pada dasarnya tetap berlandaskan pada kurikulum 2013. “Namun diberikan kebebasan kepada guru dan siswanya untuk bisa menerapkan cara belajarnya seperti apa. Yang berbeda, konten yang disuguhkan di sini akan banyak menampilkan animasi dalam mempelajari sesuatu, powerpoint, itu yang kita tuangkan dalam konten itu hingga pada akhirnya esensi dari PJJ ini adalah pembelajaran yang memandirikan anak,” pungkasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bogor Dani Rahadian menuturkan, untuk akses internet telah mendapatkan penanganan atas kolaborasi pemkot Bogor bersama penyedia layanan telekomunikasi. Namun, untuk ketersediaan gadget, Disdik Kota Bogor saat ini tengah mendata jumlah siswa yang tidak memiliki gadget atau kurang mampu. Tercatat, sementara ada 633 siswa SD dan 1.232 siswa SMP yang kurang mampu sehingga tidak memiliki smartphone. (prokompim)