Beranda >

Berita > Tangkap Pelajar Bawa Sajam, Bima Arya: Sanksi Keras Menanti untuk Sekolah


16 Juli 2018

Tangkap Pelajar Bawa Sajam, Bima Arya: Sanksi Keras Menanti untuk Sekolah

Langkah Walikota Bogor Bima Arya begitu sigap ketika menerima laporan bahwa adanya penangkapan terhadap sejumlah pelajar yang hendak melakukan tawuran di kawasan Jalan Soleh Iskandar, Tanah Sareal, Kota Bogor, Senin (16/7/2018) sore.

Ya, belum usai duka yang dialami keluarga RF (17) siswa sebuah sekolah swasta di kota hujan yang tewas disabet celurit kelompok remaja tidak dikenal, kini peristiwa hampir serupa bisa saja terjadi jika saja tidak ada kesigapan dari petugas di lapangan.

Usai Rapat Paripurna bersama DPRD, Bima Arya langsung bertolak menuju Mapolsek Tanah Sareal, tempat di mana sejumlah pelajar ‘nakal’ diamankan.

Tiba di lokasi, Bima Arya tak bisa menahan amarahnya di hadapan para pelajar diduga pelaku tawuran. Para remaja yang awalnya menutupi wajahnya itu diminta untuk dibuka. Kekesalan Bima semakin menjadi ketika mengetahui pelajar tersebut membekali diri dengan senjata tajam (sajam), seperti celurit hingga samurai.

“Kira-kira rasanya apa kalau ini saya babat ke leher kalian? Siap nggak!,” tandas Bima sambil memegang celurit berukuran lebih dari satu meter itu.

Belakangan diketahui, tawuran tersebut direncanakan melibatkan dua sekolah, yakni SMK Tri Dharma dan SMK YKTB. Bahkan, dari hasil introgasi Bima Arya tiga diantara delapan diduga pelaku merupakan alumni sekolah tersebut. Diduga peran alumni memprovokatori tawuran.

Bima Arya kemudian meminta pihak kepolisian untuk memproses para pelaku sesuai dengan prosedur karena apa yang dilakukan remaja tersebut sangat meresahkan dan merusak generasi bangsa.

“Jadi saya berkoordinasi dengan Pak Kapolres dan Pak Dandim untuk memproses ini. Kita ingin ada tindakan tegas di sini. sekarang sedang didalami oleh kepolisian. Modusnya bagaimana, di lapangan bagaimana, faktornya apa, sedang didalami kita ingin lihat hingga ke akarnya,” jelas Bima.

Tidak hanya bagi pelajar pelaku tawuran, kata Bima, sanksi tegas juga akan dilayangkan kepada pihak sekolah di mana pelajar yang bersangkutan menuntut ilmu.

“Segera kita lakukan langkah yang lebih tegas untuk sekolahnya juga. Ada SMK Tri Dharma, ada YKTB yang sudah berulang-ulang seperti itu. Kali ini pasti ada tindakan berbeda. Karena sudah berkali-kali. Tindakannya apa? Nanti kita lihat dan kaji karena ada kewenangan provinsi juga di sini. Mungkin selama ini sanksinya kurang keras,” ujar Bima.

Bahkan Bima Arya menegaskan bahwa sangat memungkin upaya memutus mata rantai tawuran di Kota Bogor dengan memutus sementara angkatan penerimaan siswa baru di sekolah tersebut. Pasalnya, keterlibatan kakak kelas dan alumni yang masih memelihara permusuhan ini meregenerasi hingga angkatan selanjutnya.

“Sangat memungkinkan itu. Kita akan kaji sanksi yang paling keras ini. Terlalu lemah sanksinya sehingga muncul terus menerus,” pungkasnya. (Adit/Pri)